Yogyakarta, Vox NTT- Organisasi Mahasiswa Diaspora Adonara dari berbagai wilayah di Indonesia menggelar kongres di Yogyakarta pada 26 – 27 Mei 2018.
Kongres ini dinamakan KODA SI, Kongres Organisasi Mahasiswa Diaspora Adonara Seluruh Indonesia.
KODA SI diselenggarakan oleh sejumlah organisasi mahasiswa asal Adonara, Kabupaten Flores Timur, NTT.
Mereka ialah Angkatan Muda Adonara (AMA) Jakarta, Himpunan Keluarga Mahasiswa Adonara (HIKMA) Bandung, Keluarga Mahasiswa Adonara Yogyakarta (KMAY), Forum Diskusi Adonara Laweyan Surakarta (FALS), Generasi Muda Adonara (GEMA) Surabaya, Paguyuban Nusa Tadon Adonara (PANUSA) Malang, Angkatan Muda Adonara (AMA) Samarinda, dan Angkatan Muda Adonara (AMA) Kupang.
Kongres di bawah tema “Membangun Langkah Harmoni untuk Lewotana” tersebut menghasilkan Triasporasi.
Triasporasi, tri (tiga) menegaskan terkait tiga sektor utama yang menjadi pokok pembahasan kongres. Sedangkan Asporasi ialah Aspirasi Mahasiswa Diaspora Adonara Seluruh Indonesia.
Ketiga sektor utama yang dibahas dalam kongres yakni; pendidikan, ekonomi, dan pertanian.
Pada sektor pendidikan, ditekankan perlu adanya peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan dengan tetap berbasis pada kearifan lokal lamaholot;
Lalu, pada sektor ekonomi, diharapkan adanya pengembangan ekonomi rakyat berbasis pada potensi lokal.
Kemudian, pada sektor pertanian, diharapkan mampu mewujudkan pertanian yang berkualitas melalui pengembangan SDM dan pasar dengan didukung infrastuktur yang memadai.
Selain tiga isu sektoral tersebut, kongres KODA SI juga turut membahas Daerah Otonomi Baru (DOB) Adonara.
Isu DOB Adonara diangkat oleh delegasi AMA Jakarta. Forum kongres kemudian menyepakati hal itu. Forum mengklaim usulan DOB benar-benar murni disuarakan atas nama mahasiswa dan pemuda Adonara tanpa kepentingan dari elite politik atau pihak manapun.
Poin Sambutan
Markus Sabun Sua, Ketua Panitia Kongres KODA SI dalam sambutannya mengucapkan limpah terima kasih atas berbagai bentuk dukungan demi terselenggaranya kongres perdana tersebut.
Selanjutnya, Bosco Mawar, Ketua KMAY dalam sambutan selaku tuan rumah kongres menegaskan, pemuda dan mahasiswa sesungguhnya merupakan aktor perubahan.
Namun perubahan itu, kata Mawar, tidak mungkin tercapai apabila tidak dilakukan secara kolektif dan dilandasi dengan spirit gemohing (gotong royong).
Grace Gracella, perwakilan DPO KMAY turut menggaungkan pentingnya kerja kolektif. Dia mengharapkan agar setelah kongres ada follow up yang jelas untuk lewotana (daerah) Adonara.
Asis Wayongnaen, Ketua AMA Jakarta menegaskan, mahasiswa adalah sebuah kekuatan potensial dalam melakukan perubahan.
Bosco Gorantokan, Ketua GEMA Surabaya menegaskan tentang pentingnya one tou kirin ehan (persatuan) dan gemohing (gotong royong) dalam membangun lewotana (daerah).
Kemudian, Frans, Ketua Fals Surakarta mengingatkan kepada seluruh peserta kongres bahwa apa yang akan dibicarakan harus mampu direalisasikan demi kemajuan bersama.
Kegiatan ini diakhiri dengan pembahasan follow up kongres. Poin-poin tindak lanjut yakni ditetapkannya pelaksanaan KODA SI kedua pada akhir Februari 2019 dengan AMA Jakarta sebagai tuan rumah.
Follow up berupa pelaksanaan hasil kongres, setiap organisasi diharapkan menjadikan hasil kongres ini sebagai acuan dalam mengemas kegiatan “Paket Pulang Kampung”. Kegiatan bersama untuk mengisi waktu liburan nanti akan dilaksanakan di Lewotana.
Sumber: Press Release
Editor: Ardy Abba