Oleh: Rudy Jeharum
Alumnus STFK Ledalero
Gelora Pilgub Nusa Tenggara Timur (NTT) semakin hari semakin memanas. Kontestasi politik yang diadakan sekali dalam lima tahun ini sungguh memberikan suatu nuansa politik yang sedikit berbeda dalam sistem demokrasi. Setiap paket ingin memenangkan kontestasi politik.
Untuk itu, mereka berusaha untuk memberikan visi, misi dan program terbaik yang dimiliki untuk membangun NTT dalam kurung waktu lima tahun ke depan. Bukan suatu perkara mudah dalam menyikapi banyak persoalan yang semakin rumit di provinsi ini.
Ada begitu banyak persoalan yang muncul baik itu kemiskinan, korupsi, human trafficking, infrastruktur yang buruk, dan lain sebagainya. Masyarakat NTT sesungguhnya membutuhkan sosok pemimpin yang sungguh-sungguh berintegritas, memiliki visi dan misi yang jelas, track and record yang baik, berintelektual dan berjiwa besar.
Hannah Arendt (1906-1975), adalah seorang teroritikus politik Jerman yang pernah mendeskripsikan pertautan antara manusia dan aspek essensial yang dimilikinya sebagai makhluk politik. Arendt membicarakan bahwa tindakan dan ucapan adalah hal essensial dari kemanusiaan manusia sebagai zoon politichon.
Arendt mempertanyakan “siapakah manusia?”Arendt sendiri tidak hanya menyoal manusia hanya sebagai makhluk kerja dan karya tetapi mempertanyakan tindakan untuk menemukan eksistensi kemanusiaannya. Maka, wujud paling konkret dari kemanusiaan manusia adalah politik sebagai sesuatu yang jujur, benar di tengah prinsip kebebasan dan pluralitas yang dimiliki manusia. Lalu, bagaimana kaitan gagasan Arendt dan implementasi Kartu Petani Sejahtera (KPS) dari HARMONI?
Konsep Politik dan Ruang Publik Hannah Arendt
Hannah Arendt adalah filsuf dan teroretikus politik kontemporer yang membahas secara khusus eksistensi manusia dalam ranah politik. Arendt mengedepankan eksistensi manusia sebagai makhluk politik. Syarat mutlak dari kehidupan politik manusia adalah kebebasan dan pluralitas.
Bagi Arendt politik bukan hanya sebagai suatu alternatif kehidupan melainkan penentuan eksistensi manusia. Manusia (man) akan menjadi manusiawi (human) melalui politik. Politik adalah sesuatu yang benar (aleithea), karena dalam politik manusia akan hidup dan menjalankan dua hal penting yaitu tindakan (vita activa) dan pemikiran (vita contemplativa).
Konsep manusia politik Arendt (Komunitas Salihara: online, 2011) tentunya didasarkan pada pada beberapa elemen penting, yaitu pertama, tindakan dan ucapan. Manusia akan berkomunikasi dengan sesama yang lain. Komunikasi itu adalah tindakan yang menunjukan identitas manusia. Pada tahap ini antropologi Arendt menyadarkan manusia sebagai makhluk komunikatif.
Kedua, manusia itu sebagai makhluk yang plural dan bebas. Hanya manusia yang bebas yang bisa berkomunikasi dengan yang lain. Dan dalam komunikasi ini, manusia bertindak bebas dalam ruang plural dengan mengakui keberadaan yang lain. Syarat mutlak dari sebuah komunikasi tentunya adanya pengirim (sender), pesan (message), penerima (receiver) dan umpan balik (feedback).
Ketiga, manusia adalah makhluk politik (antropologi politik). Manusia menjadi makhluk politik karena berada dalam ruang plural dan bebas. Konsekuensi logis dari kebebasan dan pluralitas menurut Arendt adalah politik. Keempat, tindakan dan ucapan hanya akan terjadi dalam ruang publik.
Dalam ruang publik (bersama), manusia saling berkomunikasi; membagi, mendengarkan, memahami setiap ucapan dan kebutuhannya. Inilah ruang antara, yaitu suatu ruang kebebasan untuk berkomunikasi.
Kelima, Arendt membicarakan kewargenaraan. Dalam ruang publik ini manusia diarahkan untuk mengekspresikan diri melalui tindakan dan ucapan. Hal utama dari kewarganegaraan itu ialah hak politik. Manusia diberikan kebebasan untuk mengekspesikan dirinya dalam politik.
Keenam, Arendt membicarakan emansipasi manusia melalui pembebasan politik. Pembebasan dari situasi eksistensial yang dihadapi manusia. Sebab politik didasarkan pada tindakan yang digerakkan bukan karena intuisi/bawaan. Melalui tindakan (praxis) dan ucapan (speech) manusia mempelihatkan dirinya. Dan pertanyaan eksistensial yang menggugah kesadaraan eksistensial di sini ialah “siapakah manusia?”
Arendt dan Kartu Petani Sejahtera (KPS) HARMONI
Arendt mendefinisikan ruang publik sebagai ruang penampakan, di mana saya sebagai manusia dikenal oleh manusia yang lain, karena saya berada di antara mereka (inter homines esse). Dalam ruang publik, segala sesuatu akan dilihat dan diamati serta dipublikasikan seluas-luasnya. Sebab ruang publik mengakui adanya pluralitas. Dalam pluralitas manusia harus mengakui dan menghormati kebebasan, kesetaraan dan keberbedaan.
Paket HARMONI (Benny K. Harman-Benny A. Littelnoni) adalah salah satu paket cagub dan cawagub dalam pemilihan umum (Pemilu), periode 2018-2023 di provinsi NTT. Setiap paket tentunya memiliki visi, misi dan program unggulan yang menentukan keterpilihan mereka oleh masyarakat pemilih. Ajang demokrasi elektoral yang berlangsung sekali dalam lima tahun ini memang menjadi sebuah “kompetisi” yang syarat perjuangan.
Masing-masing paket berusaha untuk menawarkan program-program unggulan sembari meyuguhi masyarakat dengan track and record yang mereka miliki. Tentunya hal yang sama dilakukan oleh paket HARMONI.
Penulis mencoba mengaplikasikan konsep tindakan dalam ruang publik Hannah Arendt dengan kepiawaian paket HARMONI untuk menelurkan Kartu Petani Sejahtera (KPS).
Pertanyaan mendasar yang coba ditelusuri ialah apadasar KPS sebagai program unggulan paket HARMONI?
Sebagaimana gagasan Arendt mengenai aspek politis manusia yang tertera dalam tindakan dan ucapan, paket HARMONI juga mencoba melihat situasi riil yang dialami manusia, khususnya masyarakat NTT.
Sesuai dengan hasil survei, pengamatan dan jajak pendapat yang dilakukan oleh paket HARMONI, bahwa persoalan yang paling substansial dialami masyarakat NTT adalah kemiskinan. Maka, HARMONI berusaha untuk menyejahterakan masyarakat NTT dengan mencanangkan KPS sebagai salah satu solusinya.
Arendt mempertanyakan “siapakah manusia?” sebagai suatu hal yang sangat eksistensial. Dan jawaban eksistensial atas pertanyaan ini adalah pluralitas manusia NTT, bukan hanya soal agama, ras, suku dan bangsa melainkan kesamaan hak untuk mendapatkan kesejahteraan bersama (bonum commune). Sebagaimana termaktub dalam undang-undang bahwa tujuan pembangunan itu adalah terciptanya kesejahteraan bersama.
Maka, paket HARMONI berusaha untuk menjawabi persoalan eksistensial ini dengan menyertakan program KPS untuk menangani kemiskinan, pengangguran dan keterbelakaan masyarakat NTT. KPS menjadi solusi (indonesiakoran.com, 2018) bagi banyaknya permasalahan yang dimiliki petani, peternak, dan nelayan NTT.
KPS memberikan manfaat sebagai berikut; pertama, pemerintah menyediakan modal usaha sebesar 10 juta rupiah untuk keluarga miskin.
Kedua, bantuan pupuk dan bibit demi peningkatan hasil panen.
Ketiga, pemerintah dan BUMD akan membeli hasil panen produk petani dengan harga yang layak. Keempat, petani akan diberikan kesempatan latihan kerja melalui Balai Latihan Kerja (BLK).
Keenam, pemerintah mengadakan asuransi gagal panen bagi petani yang tanamannya diserang hama, bencana tanah longsor, banjir, dan lain-lain.
Keenam, menyediakan beasiswa khusus bagi anak-anak petani yang berprestasi.Program ini sungguh memberikan manfaat baik bagi masyarakat NTT maupun bagi efektifitas penggunaan anggaran Negara.
Baik Arendt maupun HARMONI sama-sama berusaha untuk mencari jawaban atas persoalan eksistensial atas pertanyaan “siapakah manusia?” HARMONI berusaha menjawab manusia NTT adalah makhluk politik yang berjuang untuk membebaskan diri dari setiap belenggu kemiskinan, ketidakadilan, keterbelakangan yang sedang menimpa mereka.
Arendt membantu HARMONI dengan menegaskan bahwa politik adalah sarana yang tepat untuk membantu masyarakat NTT. Melalui politik, HARMONI kemudian mencari cara untuk mengangkat martabat orang-orang miskin di provinsi ini untuk menikmati kesetaraan pembangunan. HARMONI membantu perjuangan mereka untuk keluar dari jerat kemiskinan dengan meluncurkan KPS. Melalui KPS, masyarakat miskin dapat tertolong dengan pelatihan keterampilan, pemberian modal, dan bantuan beasiswa bagi anak-anak berprestasi.
Catatan
Arendt menekankan pentingnya politik karena manusia adalah makhluk politik.Melalui politik, manusia bisa menemukan diri dalam kebebasan dan pluralitas. Melalui ruang publik, Arendt membuka ruang dialog antara ucapan dengan tindakan. Hal ini sungguh diimplementasikan oleh HARMONI. HARMONI melalui ruang publik, membuka ruang dialog dengan masyarakat NTT untuk mengetahui persoalan mendasar yang sedang mereka hadapi.
HARMONI mendengarkan ucapan, memahami situasi, dan melihat kenyataan konkret yang mereka hadapi dan kemudian HARMONI mulai mengambil tindakan. Tindakan yang tepat untuk menjawabi persoalan petani, peternak dan nelayan ialah melalui peluncuran KPS.
HARMONI sungguh menyadari bahwa ruang publik telah terbuka untuk berdialog dengan masyarakat NTT sebagai pemilih. HARMONI benar-benar memanfaatkan ruang antara (space in between) Arendt untuk berpikir, berimajinasi dan berempati sebagai akibat dari tindakan politik yang dilakukannya.
Pelucuran KPS adalah perwujudan dari politik tindakan Arendt.
Sebab HARMONI tidak hanya berpikir, berimajinasi tentang persoalan kemiskinan yang menimpa masyarakat NTT melainkan turut berempati atas situasi ini. Wujud nyata dari sikap empati itu adalah peluncuran KPS sebagai solusi untuk menjawabi kemiskinan.
Mengakhiri tulisan ini, penulis ingin memberikan beberapa catatan bagi paket HARMONI, yaitu; pertama, HARMONI harus memenuhi janjinya kepada masyarakat. Bahwa benar ketika terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur, paket HARMONI meresmiskan KPS.
Hal ini sangat sesuai dengan prinsip tindakan Arendt bahwa janji adalah sebuah komitmen yang mesti diwujudkan.
Kedua, KPS adalah wujud konkret dalam kampanye politik paket HARMONI untuk bisa dipilih oleh masyarakat NTT. Melalui KPS, HARMONI sudah memberikan janji kepada masyarakat. Nilai sebuah janji terletak pada kesetiaan untuk ditepati.
Ketiga, jika benar terpilih, HARMONI harus terus melakukan dialog untuk mengetahui persoalan konkret masyarakat NTT, sebagai suatu wujud dari politik tindakan Arendt.
Keempat, HARMONI harus menjadikan ruang publik sebagai suatu ruang yang terbuka bagi kebebasan berpendapat, kritik demi menjamin pluralitas masyarakat NTT.
Kelima, politik tindakan Arent sangat menghormati kebebasan dan pluralitas, maka jadikanlah provinsi NTT sebagai provinsi yang sungguh menghormati dan menghargai kebebasan dan pluralitas yang ada. Salam HARMONI!