Kupang, Vox NTT-Yohanes Toberato, Ketua Forum Pemuda Desa Ulu Wae (Forpedewa), Kecamatan Poco Ranaka Timur, Kabupaten Manggarai Timur siap menggerakan pasukannnya untuk memantau Pilkada serentak 2018 di wilayah desa tersebut.
Salah satu fokus pantauan mereka adalah pelaku dan penerima politik uang. Forpedewa di bawah pimpinan Toberato akan merekam dan melaporkan pelaku maupun penerima ke pihak berwajib.
“Sebanyak 20-an anggota Forpodewa akan kami kerahkan untuk memantau serangan uang haram yang bisa saja terjadi di desa ini” ungkapnya saat dihubungi VoxNtt.com, Selasa (26/06/2018) pagi.
Gerakan menangkap pelaku maupun penerima uang haram pilkada ini disebutnya bukan tanpa alasan.
Pilkada, jelas Toberato, berkaitan erat dengan masa depan pemuda desa Ulu Wae bahkan pemuda NTT pada umumnya.
“Jika Pilkada serentak kali ini melahirkan pemimpin korup dan berkualitas rendah, tentu akan berpengaruh bagi kelangsungan hidup kami selama lima tahun ke depan,” ungkap jebolan SMP-SMA Seminari Pius XII Kisol ini.
Dia menyebut pelaku politik uang ini biasanya lahir dari mereka yang merasa bakalan kalah atau tidak bisa mempengaruhi masyarakat dengan konsep, visi misi dan program kerja. Sehingga salah satu cara untuk menggaet suara adalah dengan membayar suara rakyat.
Akibatnya, lanjut dia, ketika paslon terpilih sebagai gubernur atau bupati maka mereka akan berpikir bagaimana mengembalikan uang yang telah dihamburkan ke masyarakat dengan cara korupsi.
Jaga Martabat dan Harga Diri
Selain mewanti-wanti pelaku politik uang, Toberato menyebut penerima uang haram tersebut juga akan kehilangan martabat dan harga dirinya sebagai manusia.
Dia pun membuat ilustrasi matematis seperti berikut:
Jika Anda bersedia dibayar Rp.100.000 untuk memilih calon Gubernur/Bupati dan wakilnya.
Maka ketahuilah, Rp.100.000, : 5 tahun, =Rp.20.000, 1 tahun (Rp.20.000) : 12 bulan, = Rp.1.666, dan Rp.1.666, : 30 hari = Rp. 55.5.
“Jadi harga diri dari harga suara anda = Rp. 55.5/hari. Lebih murah dari harga sebuah permen karet” ungkapnya tegas.
Karena itu, Toberato dan teman-temannya di Forpedewa mengajak masyarakat NTT untuk menolak segala bentuk politik uang demi harkat dan martabat kemanusiaan dan demi masa depan orang muda NTT pada lima tahun mendatang.
Penulis: Irvan K