Maumere Vox NTT-Kawan-kawan menyapanya dengan Qikan. Nama lengkapnya Kristina Beatrix Nong Goa. Ia seorang pemudi lajang yang sekalipun belum menikah tapi telah menunjukan perhatian dan cintanya kepada perkembangan anak.
Pengalaman usai pameran lukisan dan foto yang diadakan oleh Komunitas Seni KAHE pada Desember 2017 lalu, membuat daya juangnya sebagai sosok muda berdesir.
Bermula dari celetukan seorang bocah laki-laki pengunjung pameran yang menginginkan gambar hasil lukisannya bisa dipajang, Qikan lalu berpikir cepat. “Saya harus berbuat sesuatu untuk mewujudkan impian sang bocah” celetukannya seperti terngiang terus mengganggu. ‘Kita juga mau kah gambar, baru orang datang lihat dan foto-foto ni’.
Celetukan sang bocah di atas merasuk imaginasi perempuan yang sehari-hari bekerja sebagai apratur sipil negara pada bagian hukum Setda Sikka ini, untuk segera berbuat sesuatu.
Jika hanya pikir susah maka rasanya berdosa jika tidak mampu mewujudkan celetukan sang bocah tadi. Qikan lalu mengajak sesama kawan-kawannya di KAHE untuk memulai.
Sebagai inisiator, nama yang disepakati adalah Komunitas Huruf Kecil. Spirit dari nama ini sebenarnya ada bersama anak-anak dalam belajar, bermain, cerita dan juga melukis.
“Kami kecil tapi kami mau membuktikan bahwa kami bisa buat sesuatu yang bermakna. Bisa jadi itu makna lebih luasnya dari aktivitas komunitas kami” urai Qikan dengan semangat.
Pada Februari 2018 lalu sebuah event kecil pun digelar. Merayakan Valentine day anak-anak di seputaran kota Maumere pun dihimpun dalam satu mata acara bertajuk ‘ada cinta di setiap warna’.
Pada acara ini puluhan anak-anak berkumpul di pelataran Radio Sonia Fm. Semua mereka hanyut dalam kekhusukan dan kemeriahan menggambar-melukis. Lukisannya bebas, intinya lukisan itu harus didedikasikan untuk orang-orang kesayangan. Bisa juga untuk bapak, mama dan kakak juga adik dari anak-anak itu.
Permulaan yang baik pada hari kasih sayang itu jadi kepercayaan juga kebahagiaan bahwa anak-anak butuh ruang mengekspresikan segala hal yang hidup dalam isi kepala dan kalbu.
Dukungan dari berbagai pihak terlebih orang tua dari anak-anak jadi lecutan bagi Qikan dan tim kecilnya untuk mengatur berbagai kegiatan Komunitas Huruf Kecil jadi lebih terencana.
Hari Sabtu setiap minggunya jadi waktu untuk bertemu bersama anak-anak.
“Kami kewalahan juga karena dari waktu ke waktu peserta makin banyak. Rasanya tak tega melarang anak-anak yang lainnya untuk tidak boleh datang dan mengeksklusifkan anak-anak tertentu saja. Syukurlah bahwa ada kawan-kawan dari KAHE yang siap juga membantu,” ungkap Qikan.
Setiap kali kami bertemu ada kesepakatan bahwa anak-anak tidak boleh datang ke lokasi menggambar dengan membawa gadget atau handphone. Agar tidak membosankan, tempat bertemu bersama pun berpindah-pindah. Kadang di Sonia Fm berpindah ke taman patung Teka Iku, patung Kuda lalu kembali lagi ke Sonia Fm.
Tentang kegiatan setiap perjumpaan selalu saja ada tema yang disiapkan. Saya dan kawan-kawan berusaha semampu kami untuk melatih anak-anak dalam menggambar. Ada gambar binatang dengan menggunakan bentuk lingkaran. Ada cara mewarnai dengan oil pastel, dan lain-lain.
Yang paling penting dari semua proses belajar menggambar adalah usaha anak-anak menggambar dan mewarnai dengan penuh kenyamanan dan kreativitas. Intinya ada kebebasan berpikir dan meluahkannya ide mereka dalam bentuk gambar dan warna.
“Komunitas ini tidak bermaksud menjadikan anak-anak menjadi seniman. Itu bukan prioritas kami. Anak-anak hanya butuh rasa nyaman untuk berkembang. Mereka butuh dukungan keluarga dan lingkungan untuk bertumbuh” jelasnya.
Qikan menambahkan dalam komunitas ini semuanya dilaksanakan dengan swadaya. Kadang pula ia dan kawan-kawan menjadi ojek gratis yang menjemput dan mengantar kembali anak-anak ke rumah. Menyiapkan perlengkapan melukis dan mewarnai. Semuanya dilaksanakan dengan penuh kecintaan dan sayang kepada anak-anak.
Pencapaian yang diraih sekalipun belum setahun yakni keterlibatan komunitas ini dalam pameran hasil karya diaula SMAN 2 Maumere beberapa waktu lalu.
Prinspinya adalah Komunitas Huruf Kecil hadir memberikan kesempatan untuk menikmati aktivitas mereka dengan gembira.
“Kami percaya bahwa kami sedang ikut menggaris impian-impian hebat mereka kelak” terang Qikan.
Melukis, menggambar dan mewarnai itu tampak kecil dan sederhana saja tapi dari sana, sebuah proses penemuan ide, strategi, dan sebuah upaya mengeksplorasi kemampuan diri punya ruang dan waktu.
Penulis: Engky Ola Sura