Larantuka, Vox NTT-Jomaria Parmin, Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa (PTM-KESWA), Dinas Kesehatan, Kabupaten Flores Timur (Flotim), prihatin atas kasus pembunuhan yang menimpa Markus Merato Manuk.
BACA JUGA: Sadis! ODGJ di Flotim Tewas Dipukul Ipar Sendiri
Markus merupakan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di desa Lamaone, Kecamatan Solor Barat, Flores Timur.
“Saya sangat sedih ketika mendengar informasi pembunuhan terhadap bapak Markus. Saya sebagai kepala program kesehatan jiwa di Dinkes Flotim merasa sangat terluka. Pembunuhan terhadap ODGJ adalah tindakan yang sangat kejam. ODGJ adalah orang lemah yang butuh perlindungan dan perhatian dari kita orang sehat,” ungkap Jomaria kepada VoxNtt.com melalui telepon seluler, Senin, (27/08/2018) pagi.
Dijelaskannnya kunci utama pemulihan kesehatan jiwa bagi penderita ODGJ adalah perhatian dari pihak keluarga dan lingkungan yang memberi rasa nyaman.
Oleh karena itu tindakan pemukulan sangat tidak dibenarkan apa lagi dilakukan oleh keluarga sendiri.
“Keluarga adalah ujung tombak kesembuhan bagi penderita ODGJ. Jadi kita sangat menyayangkan pihak keluarga dan warga dalam lingkungan sendiri yang melakukan pemukulan tersebut. ODGJsangat membutuhkanperhatian keluarga dan rasa nyaman dari lingkungan,” jelas Jomaria.
Dipasung di Kebun
Sejak tahun 2017 Dinkes Flotim, berhasil mendata 323 jumlah penderita gangguan jiwa di Flotim.
Markus Merato Manuk tidak masuk dalam data base Dinkes Flotim sebab selama ini dipasung oleh keluarga di kebun.
Hal ini menyebabkan petugas kesehatan sulit melakukan pengecekan kesehatan terhadap korban.
“Kita belum bisa mendapat informasi sejak kapan bapak Markus mulai mengalami gangguan jiwa sebab selama ini beliau dipasung oleh keluarga di kebun. Hal ini menyebabkan tenaga medis puskesmas Solor Barat kesulitan melakukan pengecekan kesehatan terhadap beliau” kata Jomaria.
Jomaria sangat berharap dengan peristiwa ini, mulai muncul kesadaran masyarakat untuk mulai peduli terhadap ODGJ.
“Kita berharap dengan peristiwa ini muncul gerakan bersama dari pihak-pihak terkait untuk bersinergi bersama peduli terhadap ODGJ. Terlebih menghilangkan stigma yang masih melekat pada saudara/i kita ODGJ”, tandas Jomaria.
Penulis: Sutomo Hurint
Editor: Irvan K