Ruteng, Vox NTT- Pemerintah Kabupaten Manggarai diminta agar mendukung ‘gerakan bersama menuju kampung ramah anak’.
Permintaan tersebut disampaikan Maria G.E Badun, Ketua tim kegiatan Program Hibah Bina Desa (PHBD) Kementristekdikti Republik Indonesia untuk Himpunan Mahasiswa Program Studi (HMPS) Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Ruteng.
HMPS Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Ruteng sendiri sudah mulai melakukan ‘gerakan bersama menuju kampung ramah anak’ di Hombel, Kelurahan Mbaumuku, Kecamatan Langke Rembong sejak 27-30 September 2018.
Menurut Maria, kegiatan ini bertujuan untuk memenuhi hak-hak anak melalui pendampingan edukatif.
“Diharapkan adanya perhatian khusus dari pemerintah, baik itu melalui pemerintah kabupaten dalam hal ini bupati, dinas terkait, maupun pemerintah desa agar bisa mendukung kegiatan ini. Hari ini kami sudah melalukan kegiatan bersama di Kelurahan Mbaumuku,” terang mahasiswi semester 7 Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Ruteng itu kepada VoxNtt.com di sela-sela kegiatan ‘gerakan bersama menuju kampung ramah anak’ di Hombel, Minggu pagi (30/09/2018).
Selama ini, kata dia, HMPS Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Ruteng pernah melakukan kegiatan pendampingan edukatif bagi anak-anak.
Kegiatan pendampingan edukatif tersebut antara lain; belajar membaca, menulis, membuat gambar, dan belajar Bahasa Inggris.
Selain itu, pihak Maria juga melatih anak-anak agar peduli terhadap lingkungan. Anak-anak ditatar agar bisa membersihkan dan merawat lingkungan sekitarnya.
Baca Juga: HMPS Bahasa Inggris STKIP Ruteng Pelopor Gerakan Kampung Ramah Anak
Tak hanya itu, HMPS Pendidikan Bahasa Inggris yang bekerja sama dengan Tim Penggerak PKK Kelurahan Mbaumuku juga telah melakukan sejumlah kegiatan lain di Hombel sejak 27-30 September 2018
Kegiatan-kegiatan tersebut, yakni pemeriksaan kesehatan gigi untuk anak-anak dan bakti sosial bersama orang tua.
Kemudian, ‘gerakan bersama menuju kampung ramah anak’ di Hombel diisi dengan kegiatan penyuluhan hak -hak anak.
Penyuluhan tersebut menghadirkan narasumber Narwastu Anggie Ratsih, konsultan dan praktisi anak.
Ratsih, kata Maria, bersedia membagi ilmunya terutama terkait kelas parenting kampung ramah anak.
Senada dengan Maria, Pendamping Program Yosephine Rosdiana Su mengatakan, pemerintah mesti merespon ‘gerakan bersama menuju kampung ramah anak’ yang sudah dirintis HMPS Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Ruteng tersebut.
“Sebagai stakeholder, pemerintah merespon gerakan ini melalui kebijakan-kebijakan terkait perlindungan terhadap hak-hak anak di Manggarai,” tukas Yosephine.
Menurut dia, saat ini tingkat kekerasan terhadap anak cukup tinggi. Termasuk kekerasan seksual.
Sebab itu, pihak Yosephine menginginkan agar semua pihak bisa bergandengan tangan untuk mewujudkan cita-cita pemberdayaan ini.
“Orang tua ramah anak, keluarga ramah anak, Kampung ramah anak hingga Kabupaten Layak Anak,” pungkas salah staf pengajar di Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris STKIP Ruteng itu.
KR: L. Jehatu
Editor: Ardy Abba