Kupang, Vox NTT-Gempa yang terjadi di Provinsi NTT khususnya di kabupaten Sumba Timur dan TTU sepekan terakhir mendapat perhatian serius dari pengamat kebijakan publik Universitas Nusa Cenda, Umbu Pariangu.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, sebanyak 24 kali gempa mengguncang Sumba Timur secara beruntun pada Selasa (02/10/2018). Gempa bumi tersebut terjadi sejak pukul 07.12 Wita hingga pukul 17.24 Wita.
BMKG setempat menyebut gempa tersebut bermagnitudo mulai dari 3,3 hingga 6,3.
Dari 24 kali gempa tersebut, terdapat enam yang dirasakan warga, yakni bermagnitudo 4,9 dan 5,2 serta 5,3, 5,9, 6 serta 6,3.
Sehari sebelum itu, Senin (01/10/2018), Kabupaten TTU juga dilanda gempa berkekuatan 5,0 SR.
Meski belum terjadi kerusakan yang cukup serius, namun Umbu meminta pemerintah provinsi dan pemerintah daerah di NTT untuk segera melakukan tindakan preventif.
“Kita, Indonesia memang berada di kawasan rawan bencana. Berada di tiga lempeng benua (Euro Asia, Indo-Australia dan Pasifik), serta dilintasi jalur cincin api (ring of fire). Karenanya, kita memang perlu membangun semacam budaya mitigasi dalam mewaspadai bencana yang datang,” tegas Umbu.
Dikatakan, salah satu upaya preventif dapat dilakukan melalui sosialiasi dan simulasi gempa. Tujuannya, agar menciptakan daya antisipatif dan langkah penyelamatan sedini mungkin sehingga meminimalisir risiko korban yang terdampak gempa.
“Di Sumtim (Sumba Timur) saya kira sudah ada BNPD yang bisa menginisiasi upaya simulasi sehingga masyarakat tidak saja dibekali literasi tentang bencana gempa tapi mereka juga secara cepat bisa meminimalisir dampak bencana yang menimbulkan kerugian nyawa dan materi” kata Umbu.
Dosen pada Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Nusa Cendana ini juga meminta BPBD Sumtim untuk melibatkan Basarnas, jajaran TNI, Polres, PMI dan tim relawan.
“Saya kira pemda harus ada alokasi anggaran untuk itu” lanjut Umbu saat dihubungi VoxNtt.com melalui pesan WhatsApp, Kamis (03/10/2018).
Lebih jauh, Umbu mencontohkan Negara Jepang yang rutin dilanda gempa.
Dia menerangkan, meski negera itu sering dilanda gempa namun mereka memiliki kemampuan evakuasi secara mandiri karena sudah terlatih kesiapsiagaannya dalam menghadapi bencana.
Penulis: Irvan K