Kupang, Vox NTT- Tekad Gubernur NTT untuk membangun daerah perbatasan kian terlihat, khususnya perbatasan Oepoli Kabupaten Kupang dengan negara tetangga, Timor Leste.
Hal itu dapat dibuktikan dengan dengan alokasi anggaran 250 M dari Pemprov NTT untuk mendukung pembangunan jalan di jalur Pantai Utara (Pantura) Kupang, Oelamasi-Pariti-Naikliu-Oepoli.
Selama ini, daerah ini (Oepoli) diketahui sebagai daerah yang masih terisolasi di Kabupaten Kupang. Sementara secara geografis, dia berbatasan langsung dengan Timor Leste. Wajah Oepoli adalah wajah NTT, wajah Indonesia.
Secara sosio kutural Masyarakat di Oepoli, Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang dengan Timor Leste memang satu. Tetapi pembangunan jadi tanggung jawab pemerintah masing-masing.
Hal itu diungkapkan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat saat berdialog bersama warga perbatasan di Oepoli, Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Jumat (26/10/2018).
Viktor menegskan, 2019 jalur sepanjang 107 km itu segera dikerjakan.
“Jalan mulai dikerjakan tahun 2019 . karena itu butuh dukungan doa tanpa kepura-puraan dan giat kerja,” katanya.
Demi menjaga hubungan baik dengan warga perbatasan, Viktor berjanji akan berkomunikasi dengan Raja Oekusi, sehingga saat membangun kawasan perbatasan tidak ada gangguan.
“Kita dibatasi secara politik. Namun aspek sosial tidak. Karena itu, saya mau membangun komunikasi dan berbicara dengan Raja Ambenu Oekusi Timor Leste. Agar saat saya bangun kawasan perbatasan garis batas politik, tak boleh hambat kemakmuran rakyat,” tegas Viktor.
Soal pendidikan, Viktor meminta agar pihak Gereja saling bahu membahu mendukung pengembangan sumber daya manusia.
“karena tiap hari gereja selalu bersama umat dan jemaat,” harap Viktor
Saat itu Gubernur didampingi Direktur Kepatuhan Bank NTT, Hilarius Minggu serta Forkopimda menyerahkan dana CSR Bank NTT ke Gereja GMIT Paulus Oepoli dan Gereja Katolik St. Maria Mater Dei Oepoli masing-masing Rp 100 juta.
Menurut Viktor, untuk membangun kawasan perbatasan harus ada kekuatan bargaining. Itu membutuhkan manusia NTT yang cerdas, agar Provinsi NTT mampu bersaing dengan Timor Leste dan Australia.
Karena itu, tegas dia, pendidikan menjadi salah satu sektor pembangunan yang harus digarap dengan serius, agar mampu menciptakan manusia yang mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Kita siapkan manusia berkualitas, mampu menguasai teknologi. Maka dari sekarang kita siapkan teknologi komunikasi yang berkualitas,” ujar Viktor
Di saat yang sama, Viktor juga mengajak kaum muda agar turun ke sawah dan ladang untuk tanam padi, jagung dan kelor.
“Satu saat saya datang, tunjuk hasil kerja,” ajak Viktor
Sumbangan Pribadi
Khusus sektor pendidikan, Viktor menjelaskan, saat sekarang provinsi fokus pengembangan mutu guru dan ketersedian bahan referensi berupa buku-buku.
Sebagai langkah awal dalam mendukung ketersedian buku-buku, Gubernur secara pribadi menyumbang 10.000 buku untuk perpustakaan SMPK Daniel Oepoli. Hal ini untuk memperkuat kemampuan literasi siswa perbatasan.
Dalam pertemuan Gubernur bersama Forkopimda itu secara simbolis menanam anakan kelor di atas lahan 4 hektar, dengan 1000 anakan di depan SDK Bokos dan Pemberian benih jagung dan padi ke kelompok tani Oepoli, yang disediakan oleh Dinas pertanian provinsi.
Kehadiran Gubernur membawa berkat tersendiri bagi lembaga pemerintah di perbatasan. Secara pribadi gubernur menyumbang mobil operasional lapangan bagi Koramil, Kapolsek, camat dan Puskesmas perbatasan.
Dia juga menyumbangkan alat penerangan bagi Gereja, Koramil, Kapolsek yang bahan bakarnya cuma diisi air laut.
Kegiatan dialog itu didukung oleh Bulog NTT dengan mensuplai beras setengah ton yang diberikan langsung Kabulognya ke panitia. Sementara Dinas pertanian Provinsi NTT mensuplai anakan kelor dan bibit padi serta jagung.
Untuk diketahui, dialog itu dipandu langsung Kaban Perbatasan, Paul Manehat yang mengusung tema “Nekaf Mese Ansaof Mese Atoni Pah Meto” dengan Sub Tema “Membangun Kawasan Perbatasan Menuju NTT Bangkit-NTT Sejahtera”.
Acara yang difasilitasi oleh Badan Pengelolah Perbatasan Provinsi ini dihadiri pimpinan OPD Provinsi, Forkopimda NTT, Asisten 2 Setda Kupang, Obed Laha, tokoh agama, tokoh Adat diikuti kurang lebih 600 orang.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Boni Jehadin