Ruteng, Vox NTT- Sebanyak 45 siswa sekolah luar biasa (SLB) Karya Murni Ruteng diduga keracunanan makanan di asrama usai sarapan pagi, Kamis (15/11/2018). Akibatnya, 45 anak tersebut ada yang mual dan juga pusing.
Menurut informasi dari guru SLB, pada saat berbaris anak-anak mulai rasa pusing, mual, dan ada yang muntah. Melihat itu, para guru membawa ke-45 anak-anak SLB ke RSUD Ben Boi untuk diperiksa dan dirawat.
Saat ini, anak-anak SLB sedang dirawat di ruangan UGD RSUD Ruteng. Semuanya Bebas tanpa Biaya Pengobatan.
Mendapat informasi itu, Bupati Manggarai, Deno Kamelus langsung mengunjungi anak-anak SLB yang keracunan di RSUS Ben Boi Ruteng.
Di ruangan UGD, Bupati Deno memantau langsung kondisi anak-anak SLB yang diduga keracunan makanan tersebut.
Sambil mencek kondisi anak-anak, Bupati Deno mengungkapkan semuanya tidak dikenai biaya perawatan.
“Yang sudah punya BPJS biasanya pakai BPJS. Yang belum akan dibiayai pemerintah. Bisa melalui dana bencana. Kalau tidak, bisa menjadi tanggung jawab rumah sakit milik Pemda ini,” jelas Bupati Deno kepada sejumlah wartawan di ruangan UGD RSUD Ruteng.
Bupati Deno juga berharap, semua anak-anak yang keracunan bisa cepat sembuh. Sementara penyebabnya tetap menunggu hasil pemeriksaan laboratorium pihak RSUD Ruteng.
Direktur RSUD Ruteng, dr. Elisabet F. Adur kepada sejumlah wartawan menjelaskan, jumlah siswa SLB yang diduga keracunan makanan ada 45 orang.
Ia menjelaskan, untuk mengetahui penyebabnya, pihak rumah sakit bekerja sama dengan BPOM dari Labuan Bajo.
“Saat ini pihak BPOM Labuan sedang menuju Ruteng untuk memeriksa sampel makanan dari muntahan anak-anak yang keracunan,” ungkap dr. Elisabet.
Ia juga menginformasikan, dari 45 siswa SLB, 13 orang sudah kembali ke sekolah. Ke-13 siswa tersebut dalam kondisi baik dan aman. Adapun yang lainnya, masih terus dirawat dan ditangani pihak rumah sakit.
Penanggung jawab Panti SLB Karya Murni, Suster Silvani saat ditanya sejumlah wartawan menegaskan, pihaknya menjamin semua jenis makanan yang disajikan di asrama aman dan sehat.
“Semua jenis makanan memenuhi syarat kesehatan kok,” tegasnya.
Meski demikian, dia menduga salah satu penyebab para siswanya keracunan bisa jadi karena yang bertugas masak pada hari itu kurang teliti sehingga masakan jadi kurang matang.
Penulis: Nansianus Taris
Editor: Boni J