Ende, VoxNTT-Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Ende belum merealisasi Uang Kehormatan (UK) sebesar Rp 2,7 Miliar yang diperuntukan kepada PPL dan Panwascam.
Hal itu dibenarkan Ketua Bawaslu Ende, Natsir Koten, pasca pengaduan beberapa Panwascam kepada wartawan pada Kamis (6/12/2018).
Natsir mengatakan, pencairan itu belum direalisasi karena dua kendala yakni kendala satuan kerja (satker) dan masalah transisi, peralihan dari Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) ke Badan Pengawas Pemilu (Banwaslu).
Ia menjelaskan, kendala UK tersebut bukan hanya terjadi di Kabupaten Ende. Tetapi untuk semua 22 Kabupaten dan Kota di NTT.
Natsir mengklaim, sejauh ini pihaknya sudah melakukan koordinasi baik kepada Bawaslu Provinsi maupun kepada Panwascam dan PPL soal kendala UK. Sehingga ia berharap, sebelum Natal UK sudah dapat dicairkan.
“Untuk Pilkada kemarin memang kita sudah cair semua. Nah, untuk UK 6 bulan ini belum dicairkan dan insyaallah dalam waktu dekat dapat direalisasikan,” kata Natsir kepada wartawan di ruang kerjanya, Jumat (7/12/2018) siang.
Sementara Korsek Bawaslu Ende, Rasid Abu Bakar, menyebutkan, PPL dan Panwascam Kabupaten Ende yang belum menerima UK berjumlah 404 orang. Panwascam dan Sekretariat Panwascam berjumlah 126 orang dan PPL berjumlah 278 orang.
Sehingga, total anggaran UK yang belum dibayar sejak Juli sampai Desember 2018 sebesar Rp 2.773.900.000.
Dengan rincian, PPL sebesar Rp 1.501.200.000, Panwascam Rp 636.300.000 dan Sekretariat Panwascam sebesar Rp 636.300.000.
Untuk UK tersebut, jelas Rasid, dianggarkan menggunakan APBN.
“Kalau untuk APBD sudah lunas semua. Ini hanya tinggal APBN saja,” ucap dia.
Untuk diketahui, masalah tersebut baru terungkap setelah ada pengaduan oleh beberapa Panwascam. Mereka menilai, belum mendapatkan informasi kendala pencairan tersebut.
Beberapa pengawas yang enggan menyebutkan nama tersebut menyatakan bahwa, keterlambatan pencairan UK dapat mempengaruhi sistem pengawasan pada pemilu serentak 2019.
Sehingga diharapkan, pencairan UK dapat dilakukan sesegera mungkin karena tahap pemilu sedang berjalan.
Penulis: Ian Bala
Editor: Ardy Abba