Kupang, Vox NTT-Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) Eksekutif Wilayah NTT menggelar aksi unjuk rasa di depan Kampus Universitas Nusa Cendana (Undana) di Jalan Adisucipto Penfui, Senin (10/12/2018).
Aksi damai tersebut dilakukan untuk memperingati hari Hak Asasi Manusia (HAM) yang jatuh pada tanggal 10 Desember setiap tahunnya.
Dalam aksinya, LMND Eksekutif Wilayah NTT mengutuk berbagai tindakan represif yang dilakukan oleh Negara terhadap HAM setiap warga.
Sejumlah aktivis organisasi ini juga mendesak pemerintah dan aparat penegak hukum agar mengusut tuntas kasus pelanggaran HAM di Indonesia.
Menurut LMND Eksekutif Wilayah NTT, pemerintah harus membuka fakta-fakta yang terjadi atas peristiwa pembantaian 1965, Talangsari, Tanjung Periuk, penembakan misterius, penculikan aktivis yang terjadi di tahun 1998, pembunuhan Munir dan kasus penembakan Poro Duka.
Selain itu, dalam aksinya pula LMND Eksekutif Wilayah NTT mendesak agar mencabut PP Nomor 78 tahun 2015 tentang pengupahan. Setiap buruh harus diberikan upah yang layak sesuai dengan standar.
“Hentikan penggusuran dan reklamasi. Nasionalisasi industri di bawah kontrol rakyat dan wujudkan reformasi agrarian,” tulis LMND Eksekutif Wilayah NTT dalam poin tuntutannya.
Yuven Bria, Koordinator aksi damai kepada VoxNtt.com menegaskan, LMND dari pusat sampai kabupaten/kota memiliki sikap yang sama untuk menyuarakan agar mengusut tuntas tindakan pelanggaran HAM. Negara ini, kata dia, sudah diisi oleh kelas-kelas borjuasi.
“Kami secara organisasi menegaskan harus segera diselesaikan pelanggaran berat HAM masa lalu,” tegas Yuven.
Sementara itu, Fransisco Lopez, Ketua LMND Eksekufif Wilayah NTT menyebut di provinsi itu beberapa bulan lalu terjadi penembakan terhadap Poro Duka. Menurut dia, kasus penembakan warga Kabupaten Sumba Barat Daya ini juga termasuk dalam pelanggaran HAM.
“Pemerintah NTT harus bertanggung jawab kasus ini. Harus diselesaikan secara Nasional. Kami juga mendukung pembebasan West Papua. Negara harus hadir memperhatikan kebutuhan akan hak-hak sosial ekonomi mereka,” ujar Lopez.
Lopez menambahkan, pihaknya sengaja mengelar aksi unjuk rasa di depan Kampus Undana Kupang. Sebab menurut dia mahasiswa juga punya tugas berat terhadap kesejahteraan rakyat.
“Kami mahasiswa. mahasiswa punya tugas berat. Mahasiswa harus berada di garis massa menghasilkan resolusi, sehingga nanti bisa dilaksanakan,” pungkasnya.
Ia juga mengatakan, aksi itu adalah bagian dari motivasi dan pendidikan bagi mahasiswa lain.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba