Kefamenanu, Vox NTT-Sekretaris Partai Demokrat Propinsi NTT Ferdinandus Leu menuturkan, setiap kader partai Demokrat diberikan kebebasan untuk menentukan pilihan politik pada pilpres 2019 mendatang.
Pilihan itu disesuaikan dengan kondisi dan situasi politik di daerah masing-masing.
“Partai Demokrat sudah umumkan secara terbuka juga oleh pak SBY bahwa memberikan kelonggaran kepada kader-kader partai di seluruh wilayah Indonesia untuk mengambil sikap politik pada pilpres disesuaikan dengan situasi setempat,” ujar Ferdi saat diwawancarai VoxNtt.com usai acara pelantikan pengurus DPC Partai Demokrat kabupaten TTU yang digelar di aula Alicia Kota Kefamenanu, Jumat (14/12/2018).
Ferdi mengakui, sikap politik yang diambil oleh partai Demokrat dalam pilpres 2019 mendatang sering dinilai plin-plan atau tidak berpendirian tetap oleh sejumlah kalangan.
Namun menurutnya sikap politik yang diambil tersebut memiliki dasar argumentasi yang jelas.
Pihaknya menilai, dengan sistem pemilihan legislatif dan presiden yang terjadi bersamaan seperti pada 2019 mendatang, hanya partai yang mengusung kadernya menjadi Capres maupun Cawapres yang memperoleh keuntungan politik.
Sedangkan partai lain yang hanya sebagai pengusung tidak terlalu mendapatkan keuntungan politik.
“Hanya partai yang kadernya menjadi capres atau cawapres saja yang mendapatkan keuntungan politik terus terang seperti partai PDIP dan Gerindra, kalau partai lain berkoalisi iya tapi dalam konteks pemilu legislatif masih menjadi tanda tanya besar dan saya pikir suasana kebatinan teman-teman di luar PDIP dan Gerindra sama dengan Demokrat,” ujarnya.
Fokus Pada Pileg 2019
Partai Demokrat saat ini lebih fokus pada pemilu legislatif 2019 mendatang dibanding Pilpres.
Itu lantaran eksistensi Demokrat sebagai sebuah partai politik dinilai dari ada tidaknya kepemilikan kursi di DPR baik itu dari daerah hingga ke tingkat pusat.
Selain itu juga, bila memiliki perolehan kursi yang mencukupi maka pada tahun pilpres 2024 mendatang Partai Demokrat akan bisa mengusung calon presiden sendiri yakni Agus Harimurti Yudhoyono.
“Secara sederhana mau dibilang kalau kami (partai Demokrat) tidak memiliki calon presiden pun kami tidak akan mati tapi kalau tidak punya kursi di DPR maka itu berkaitan dengan eksistensi kami sehingga untuk saat ini kami lebih memfokuskan pada pemilu legislatif dibanding Pilpres” tuturnya.
Sementara itu ketua DPC Partai Demokrat kabupaten TTU Yohanes Salem kepada VoxNtt.com mengakui hingga saat ini pihaknya yang berada di tingkat DPC belum mendapatkan instruksi yang tegas dari dewan pimpinan pusat terkait arah dukungan politik pada pilpres 2019 mendatang.
Sehingga untuk saat ini,Yohanes mengakui pihaknya lebih memfokuskan kerja politik untuk pemilu legislatif dibandingkan dengan pemilu presiden.
“Urusan Pilpres adalah urusan dewan pimpinan pusat yang terus melakukan koordinasi dan sampai hari ini juga kami yang di tingkat kabupaten belum mendapatkan instruksi yang tegas terkait keberpihakan pada pilpres nanti sehingga untuk saat ini kami lebih fokus bekerja untuk pemilihan legislatif dibanding Pilpres” ujar Mantan Anggota DPRD TTU periode 2009- 2014 itu.
Yohanes pada kesempatan itu juga menuturkan sesuai hasil pantauan pihaknya di 24 kecamatan dan 193 desa yang tersebar di kabupaten TTU, mayoritas masyarakat memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 1, Jokowi-Mahruf Amin.
Namun saat disinggung arah politik DPC Partai Demokrat kabupaten TTU untuk pilpres 2019 mendatang, Yohanes terkesan tidak memberikan jawaban yang pasti.
Ia hanya menegaskan pihaknya akan lebih cenderung untuk melihat pada mayoritas arah pilihan politik pada pemilih di tingkat bawah.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Irvan K