Kefamenanu,Vox NTT-Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes dikabarkan terlibat cekcok dengan Yoakim Ulu Manehat, warga RT 002, RW 01, Desa Ponu, Kecamatan Biboki Anleu, Jumat (21/12/2018).
Informasi yang dihimpun VoxNtt.com, percekcokan yang terjadi di wilayah SP 1, Desa Ponu itu terjadi akibat adanya penolakan warga terhadap kehadiran perusahaan tambak garam di wilayah mereka.
Yoakim Ulu Manehat saat dihubungi VoxNtt.com melalui telepon membenarkan jika dirinya terlibat cekcok dengan orang nomor satu di Kabupaten TTU tersebut.
Yoakim mengungkapkan, persoalan tersebut bermula dari adanya penolakannya bersama warga lain terkait kehadiran perusahaan tambak garam di wilayah Desa Ponu.
Pada pukul 09.00 Wita, kata Yoakim, ia dan warga lainnya mendatangi Kantor Camat Biboki Anleu untuk menunggu Bupati Ray agar menyampaikan penolakan mereka.
Setelah lama menunggu, Bupati Ray dan rombongan tiba di kantor camat tiba-tiba langsung menuju ke lokasi tambak garam, tanpa terlebih dahulu menemui warga Desa Ponu.
Yoakim dan warga lain pun langsung mengejar dan menghentikan rombongan mobil Bupati Ray di wilayah SP 1.
“Saat pak bupati sudah berhenti saya bilang pak bupati tolong dulu ini kami punya tempat makan, tempat ternak, kami tiap tahun mau makan di mana kalau bapak tidak konsultasi dengan kami masyarakat, langsung dia (bupati) turun bilang lu (kamu) sebagai apa? lu sebagai apa? Makanya saya jawab saya sebagai masyarakat bapak,” ujar Yoakim.
Ia menuturkan, usai berbicara begitu, Bupati Ray langsung mendorong-dorongnya dan mengajak untuk berkelahi.
Lantas Yoakim tidak meladeni ajakan duel dari Bupati Ray tersebut. Ia hanya menyampaikan permohonan maaf.
“Dia (bupati) mulai dorong-dorong saya, kejar saya, dia mau baku tawar dengan saya mau baku pukul (berkelahi), tapi saya hanya bilang minta maaf bapak, minta maaf bapak, akhirnya dia punya ajudan datang peluk saya, ceke (cekik) saya dan banting saya ke tanah, dia (ajudan) dengan ada satu kepala dinas dengan sopir pak bupati, dong yang keroyok saya,” aku Yoakim.
“Kemudian dong (mereka) dorong saya jadi saya takut saya lari tapi pak bupati masih kejar saya lagi sekitar 15 meter lagi,” ujar pria yang akrab disapa Ulu Besin itu.
Yoakim menuturkan, akibat penganiayaan tersebut ia mengalami sakit pada leher.
Ia mengaku persoalan tersebut sudah dilaporkannya ke Kantor Kepolisian Sektor Biboki Anleu.
“Saya sudah lapor 3 orang, itu ajudan pak bupati, sopir dengan satu kepala dinas, saya lupa nama tapi nama sudah ada di polisi tadi,” jelasnya.
“Saya sebagai orang kecil berharap pihak Kepolisian dapat tangani ini kasus dengan serius,” ungkap Yoakim penuh harap.
Bupati Raymundus Sau Fernandes saat dikonfirmasi VoxNtt.com di rumah jabatannya mengisahkan, pada Jumat pagi ia dan rombongan turun ke wilayah SP 1 dan SP 2 untuk melakukan pemantauan. Pemantauan dilakukan lantaran lokasi tersebut sudah diusulkan untuk menjadi lokasi tambak garam.
Saat tiba di lokasi kejadian (SP 1), tuturnya, Ulu Besin (Yoakim Ulu Manehat) sudah berdiri di tengah jalan menghadang dirinya dan rombongan sambil mengeluarkan kata-kata makian.
“Sampai di sana Ulu Besin yang bukan warga SP 1 maupun SP 2 sudah berdiri hadang di tengah jalan sambil maki-maki bilang kau mau datang buat apa? Mau datang lihat kau punya nenek moyang punya tanah kah? Terus saya turun tanya, maki-maki pemerintah ini maksudnya apa? Saya datang ke sini tidak menggangu saudara punya kepentingan, tapi dia maki-maki terus,” jelas Bupati TTU dua periode itu.
Setelah itu, lanjut Bupati Ray, Yoakim dan kurang lebih 9 warga lainnya hendak memukul dirinya.
Bahkan anak kandung dari Yoakim sempat hendak memukul Bupati Ray pada bagian tengkuk, namun cepat dihadang oleh ajudan.
“Anak dari Ulu Besin yang sempat mau pukul saya di bagian tengkuk, tapi ajudan cepat tarik, saya bilang ayo pak Ulu kalau mau pukul ayo pukul saya, terus terjadi perdebatan. Saya suruh telepon Polisi untuk amankan dia (Ulu Besin), dia punya kepentingan apa menghadang,” tutur Ketua DPW Nasdem NTT itu.
Bantah Ada Penganiayaan
Bupati Ray pada kesempatan itu juga membantah keras adanya tindakan penganiayaan seperti yang disampaikan Yoakim.
Menurutnya, saat itu hanya terjadi perdebatan mulut tanpa adanya penganiayaan.
“Jarak saya dengan dia juga tidak berdekatan kok, karena dihalangi oleh ajudan dan banyak orang yang ada di situ, untuk apa saya dorong? Tidak ada keuntungan kalau mendorong, soal pengakuan dia itu silahkan itu dia punya hak untuk mau mengalihkan dari tindakan dia menghalang-halangi kunjungan kita untuk melihat SP 1 dan SP 2, ya itu dia punya hak,” tegasnya.
Lebih jauh Bupati Ray menuturkan, Ulu Besin saat ini sudah dilaporkan ke Polisi lantaran menghadang rombongannya.
“Yang buat pengaduan ke Polisi itu bukan saya, tapi kasat Pol PP dan ajudan yang tadi buat laporan,seperti itu,” jelasnya.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba