Kupang, Vox NTT- Aliansi Mahasiswa Pemuda Peduli Rakyat Lembata (Amppera) Kupang mendesak Pemerintah Daerah (Pemda) Lembata untuk segera bertanggung jawab atas ambruknya jembatan Waima.
Koordinator Umum Amppera Kupang, Emanuel Boli mengatakan, keberadaan jembatan Waima sangatlah penting untuk laju pertumbuhan ekonomi dan mobilitas sehari-hari rakyat ke Lewoleba, Ibu Kota Kabupaten Lembata.
Ia juga mengungkapkan kekecewaannya atas ambruknya jembatan Waima itu.
Pasalnya, jembatan Waima menjadi akses transportasi utama menghubungkan Kecamatan Nagawutung dan Kecamatan Nubatukan lumpuh total karena oprit jembatan tersebut ambruk untuk yang kedua kalinya.
Baca Juga: AMPPERA Kupang Desak Penegak Hukum Usut Dugaan Korupsi Pembangunan Jembatan Waima
“Namun, jembatan yang baru selesai dibangun sekitar lima bulan yang lalu menggunakan dana APBD II senilai 1,7 miliar, dinilai dipaksakan, dibangun abal-abal, dan hasilnya sia-sia,” ujar Boli kepada VoxNtt.com di Kupang, Sabtu (29/12/2018) Sore
Tak hanya itu, Amppera Kupang juga kata dia, mendesak Pemda Lembata dan kontraktor untuk segera bertanggung jawab atas ambruknya oprit jembatan Waima.
“Saat ini, Pemda Lembata maupun anggota DPRD sepertinya diam seribu bahasa. Belum ada pernyataan resmi yang disampaikan melalui media,” ujar aktivis PMKRI Cabang Kupang itu.
Ia mengatakan, meski akses transportasi di wilayah tersebut telah ditetapkan sebagai jalan Provinisi NTT beberapa bulan yang lalu, namun jembatan Waima tetap menjadi tanggung jawab Pemda Lembata karena dibangun menggunakan APBD II.
“Jangan menyurati Gubernur NTT untuk memohon bantuan karena ambruknya oprit jembatan Waima karena bencana banjir. Itu bukan bencana banjir melainkan karena kegagalan konstruksi yang sangat fatal,” terangnya.
Baca: Dinilai Gatal, Ampera Kupang Minta Bupati Lembata Tinggalkan Jabatan
Ia menegaskan, ada dugaan penyelewengan anggaran dalam pembangunan jembatan Waima,
Amppera sendiri, kata dia, sudah melaporkan ke pihak penegak hukum dalam hal ini Kejaksaan Tinggi NTT untuk menyelidiki jembatan tersebut.
Amppera juga sudah melaporkan ke BPK RI Perwakilan NTT agar mengaudit anggaran proyek jembatan Waima.
Bonefasius Tukan mahasiswa asal Lembata di Kupang, mengaku prihatin dengan kondisi jembatan Waima yang ambruk kedua kalinya.
“Ini membuktikan bahwa Pemda Lembata gagal total. Saya berharap Pemda Lembata dan anggota dewan rakyat yang terhormat agar jangan tutup mata dan seolah-olah sedang cuci tangan,” tegasnya.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba