Ruteng, Vox NTT- Entah mengapa, proyek lapen di jalan Benteng Jawa-Necak di Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur selalu menjadi langganan kerusakan.
Setiap kali dibangun, kualitas aspal jalan selalu rusak di umur yang begitu muda.
Pada 24 Maret 2018 lalu, VoxNtt.com menyajikan pemberitaan tentang kualitas aspal yang buruk di jalur tersebut.
Berdasarkan penelusuran VoxNtt.com kala itu, di beberapa titik konstruksi jalan yang sebelumnya tersusun dari batu kerikil, pasir dan bahan-bahan agregat, kemudian direkatkan oleh semen aspal tampak sudah tidak lagi berbekas.
Kerusakan itu terutama terdapat di beberapa titik. Sedangkan sebagian lainnya tampak kondisi aspalnya masih bagus.
Kerusakan paling parah, terjadi di dua tikungan Wae Rangga.
Kerikil sisa aspal sudah terkupas keluar dan hanya menyisakan batu telford yang sangat licin.
Tak hanya kerikil yang sudah terkupas, salah satu deker di dekat Kampung Golo Waso juga tampak sudah jebol.
Ada sebagian titik pula, aspal sudah pecah-pecah dan tampak moncong tengah jalan.
Secara kasat mata kerusakan aspal jalan yang dibangun dari Benteng Jawa hingga Golo Waso tersebut disebabkan karena genangan air.
Air meresap dan memecahkan molekul aspal ke bentuk yang lebih kecil lagi sehingga daya rekatnya menjadi berkurang. Akibatnya, kerikil dan agregat lainnya pecah-pecah dan terkupas keluar.
Air masuk ke badan jalan di beberapa titik diduga karena tidak ada saluran air di samping aspal. Sehingga, saat musim hujan air dengan leluasa mengalir bebas di badan jalan.
Apalagi, hampir setiap hari intensitas transportasi di atas di ruas itu cukup tinggi. Kondisi bangunan aspal tampak tidak kuat menahan bebannya kendaraan setiap hari.
Berdasarkan penelusuran VoxNtt.com di website LPSE Matim pada tahun 2016 lalu, nomenklatur pembangunan jalan tersebut yakni peningkatan jalan Benteng Jawa-Necak.
Proyek tersebut dikerjakan oleh CV Pacifik Raya dengan pagu sebesar Rp 1.000.000.000 dari APBD Matim tahun 2016 lalu.
Baca Juga: Miris, Belum Dua Tahun Aspal Jalan Benteng Jawa-Golo Waso Sudah Rusak
Tak hanya itu, pada tahun 2018 terdapat pembangunan aspal dari Golo Waso hingga di persimpangan Necak.
Proyek lapen tersebut telah menghabiskan anggaran senilai Rp 3.790.182.173,54 dari Dinas PUPR Matim tahun 2018. Proyek dikerjakan oleh PT Bumi Cakra Persada.
Ceritanya hampir sama dengan pembangunan sebelumnya. Pantauan VoxNtt.com, Minggu (6/1/2019), di dekat asrama SMAN 1 Lamba Leda, kondisi aspal di jalan tampak sudah rusak dan terpecah.
Konstruksi batu kerikil yang direkat semen aspal tampak sudah terkupas. Bahkan, di tengah badan jalan tampak moncong ke atas hingga batu telford sudah jelas terlihat.
Kerusakan serupa juga terjadi di pendakian Kali Wae Wina. Di titik ini aspal sudah terkupas (stripping).
Baca Juga: Belum Dua Bulan, Aspal Jalan Benteng Jawa-Necak Sudah Rusak
Di bagian samping jalan tidak dibuatkan got. Kondisi ini diduga menjadi pemicu aspal cepat rusak lantaran air hujan mengalir bebas di tengah jalan.
Disorot
Kualitas aspal yang rendah dari Golo Waso hingga persimpangan Necak mendapat sorotan dari warganet facebook.
Salah satu yang menyoroti jalan aspal yang belum sampai dua bulan selesai dikerjakan, namun sudah rusak tersebut ialah pemilik akun Arsy Lentar.
Melalui akun facebook-nya pada 27 Desember 2018 pukul 18.03 Wita, Arsy Lentar memosting sejumlah empat foto kerusakan jalan Golo Waso-simpang Necak.
Baca Juga: Pengerjaan Lapen Benteng Jawa-Necak Dinilai Lamban
Di- caption foto yang diunggah, Arsy Lentar yang adalah anggota Bhabinkamtibmas Polsek Lamba Leda, Polres Manggarai meminta agar kerusakan jalan tersebut segera diperbaiki.
Postingan Arsy Lentar memantik reaksi keras dari sejumlah netizen. Warganet pada umumnya menyoroti kinerja Pemerintah Kabupaten Matim dalam mengawal dan menjalankan pembangunan jalan lapen.
Pantauan VoxNtt.com, hingga kini postingan tersebut sudah mendapat 260 komentar dan 18 kali dibagikan.
Jadi Perhatian Pemkab Matim
Sementara itu, Plt. Kepala Dinas PUPR Matim Yos Marto mengatakan, pembangunan lapen Benteng Jawa-Necak akan menjadi perhatian serius pemerintah.
“Kalau ada kerusakan kami akan suruh kerja ulang,” tuturnya kepada VoxNtt.com di ruang kerjanya, Senin (7/1/2019).
Terkait keterlambatan pengerjaan, kata dia, akan diberi waktu. Apabila masih belum selesai akan ditindak tegas.
“Kita beri waktu selama 50 hari kerja, karena sekitar 600 meter belum dikerjakan, kalau belum mungkin kami akan PHK,” tegasnya.
Tak hanya Yos hal senada juga disampaikan Gon Jelatu selaku pengawas proyek tersebut.
Menurut Gon, lambatnya pengerjaan aspal jalan Benteng Jawa-Necak disebabkan oleh banyak faktor.
“Jadi kemarin itu kendalanya akses masuk. Waktu kontraktor antar alat terbalik, terus eksa (excavator) juga pernah antar tapi terbalik, itu yang mungkin terlambat pekerjaannya,” tutur Don.
Terkait beberapa kerusakan yang terjadi, ia pun mengaku akan melakukan tindakan tegas terhadap kontraktor.
“Memang rusaknya tidak banyak dan itu keteledoran operator, dan kita akan suruh perbaik,” tandasnya.
Laporan: Ardy Abba/ Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba