Labuan Bajo, Vox NTT-Mario Juliano Saputra (6) akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada Sabtu 19 Januari 2019 Pukul 04.30 Wita.
Ia meninggal di rumah kakeknya di Roe, Desa Cunca Lolos, Kecamatan Mbeliling, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), NTT.
Ibundanya, Maria Kurnia Melia Sairin mengisahkan, pada awalnya anak mereka mengalami panas tinggi pada 7 Januari 2019 lalu.
Melihat gejala itu, Maria langsung mengantar Julio, demikian disapa, ke Puskesmas Rekas.
“Saat diperiksa tim medis, Julio dinyatakan mengalami gejala DBD,” ungkap Maria.
Saat itu pula tim medis merujuk Julio ke Rumah Sakit Siloam Labuan Bajo.
“Jam 1 siang kami langsung antar Julio ke Rumah Sakit Siloam,” tutur Maria dengan nada sedih.
Namun anehnya, hasil pemeriksaan dokter di RS Siloam tidak menemukan penyakit DBD ataupun penyakit lain.
Pada tanggal 9 Januari, dokter membolehkan Julio pulang dengan memberikan beberapa obat.
Sebelum pulang kata Maria, dokter berpesan agar pada tanggal 14 Januari Julio diperiksa kembali di RS Siloam.
Pada tanggal 14 Januari, Maria ingin membawa Julio ke RS Siloam. Namun karena ada halangan akhirnya diputuskan untuk diantar keesokan harinya.
Pada tanggal 15 Januari, barulah Maria mengantar Julio ke RS Siloam. Saat itu kondisi anaknya tidak dapat berjalan dan terpaksa menginap di RS Siloam guna pemeriksaan lanjutan.
Di Siloam dokter memeriksa cairan tulang belakang Julio. Namun hasil pemeriksaan dokter sama sekali tidak mendapatkan penyakit.
Tanggal 17 Januari, Maria memutuskan agar Julio sebaiknya dipulangkan ke rumah. Rencananya agar dapat dirawat di RSUD dr. Ben Mboi Ruteng, Manggarai.
Namun, takdir berkata lain. Julio anak semata wayang mereka harus menghembuskan nafas terakhirnya di Roe pukul 04.30 Wita.
Kini jenazah almarhum telah diantar ke kampung ayahnya di Rahong, Kecamatan Ruteng untuk dimakamkan.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba