Kupang, Vox NTT- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat di hadapan Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah memperkenalkan kebiasaannya bersama Wakil Gubernur Yosef A Nae Soi.
Viktor mengaku telah menyampaikan salam-salam nasional dari berbagai agama di berbagai forum dan kesempatan. Setiap salam itu wajib hukumnya untuk dijawab oleh forum.
Salam nasional yang selalu didengungkan Viktor dan Yosef yakni, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sejahtera bagi kita semua, shalom, om swastiastu. Namo buddhaya.
“Pa Fahri, sejak saya gubernur, saya bersama wakil gubernur selalu menyampaikan salam-salam nasional dalam berbagai acara yang kami ikuti. Di gereja, di masjid semua salam tersebut harus dijawab, ” kata Viktor saat menerima Kunjungan Kerja Tim Pengawas DPR RI terkait Perlindungan Pekerja Migran Indonesia di Ruang Rapat Kantor Gubernur Sasando, Kamis (23/1/2019) siang.
Ia menegaskan, kewajiban menyampaikan dan menjawab salam-salam itu bertujuan untuk memperlihatkan bahwa NTT merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia. NTT adalah Nusa Terindah Toleransi.
“Kalau saya di gereja, saya ucapkan Assalamualaikum, tidak ada yang jawab saya ulang lagi. Sampai mereka jawab, baru saya lanjutkan pembicaraan, ” ujar mantan anggota DPR RI itu.
Sementara itu, Wakil Gubernur NTT Yosef A. Nae Soi mengapresiasi kedatangan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah ke NTT. Menurutnya, Fahri merupakan sosok pribadi yang unik.
“Bagi masyarakat NTT, Fahri ini adalah orang yang dibenci sekaligus dicintai. Ungkapan latinnya, odi et amo. Waktu saya DPR dulu, dia masih adek-adek tapi sekarang sudah jadi besar. Wajib hukumnya adek-adek bantu kaka di NTT, ” kata Yosef dalam nada kelakar.
Fahri Hamzah saat ditanya terkait sikapnya atas kejadian penolakan masyarakat NTT terhadap kehadirannya beberapa waktu lalu mengaku, hal tersebut sebagai suatu hal yang biasa dalam perjalanan kariernya.
Kejadian itu, kata dia, justru mendorongnya untuk terus memperjuangkan kepentingan masyarakat Sunda Kecil.
“Penolakan seperti itu hal yang biasa. Saya ini khan figur yang kontroversial, banyak bicara. Tapi saya tidak boleh berhenti berbicara karena kalau berhenti, orang Sunda Kecil, NTB tanah kelahiran saya, Sumbawa, NTT nggak terdengar di pusat. Saya harus bicara karena itu tugas saya. Kasih saya pekerjaan supaya saya gonggong pemerintah pusat bantu pemerinta daerah, ” ungkap Fahri kepada wartawan usai pertemuan itu.
Untuk diketahui, tim yang dipimpin oleh Fahri Hamzah dalam kunjungannya ke NTT berjumlah lima orang anggota DPR RI.
Kelima DPR RI itu yakni, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo (Gerindra), Julius Pote Leba (Golkar), Anton Surato (Demokrat), Ali Saputra Syah Pahn (PAN), Muhammad Iqbal (PPP).
Tujuan kunjungan kerja (Kunker) itu yakni untuk memantau dan menggali informasi terhadap tiga isu utama dalam Undang-undang 18 Tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI). Tiga isu tersebut, masing-masing, prapenempatan, penempatan dan pasca penempatan Pekerja Migran di NTT.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba