SoE, Vox NTT- Ketua Paguyuban Sosial Marga Tianghoa Kabupaten Timor Tengah Selatan (PSMTI TTS), E. Roberth Tan mengatakan, tahun baru Cina atau Imlek adalah momen merajut persaudaraan.
Roberth Tan mengatakan hal tersebut terkait perayaan Imlek tahun 2019 yang jatuh pada 5 Februari.
Di Kabupaten TTS, kata dia, Imlek tahun 2019 tidak dilaksanakan secara komunitas. Perayaan hanya dilakukan dalam keluarga masing-masing.
“Paling inti adalah duduk makan bersama di dalam keluarga. Ini tujuannya untuk semakin memupuk rasa persatuan anggota keluarga. Imlek untuk merajut rasa persaudaraan,” jelas Roberth Tan saat diwawancarai VoxNtt.com, Senin (4/2/2019) siang.
Biasanya, jelas dia, pada hari Imlek keluarga-keluarga akan melakukan pembersihan di dalam rumah sejak pagi hari.
Hal ini memiliki makna pembersihan diri atas berbagai kesalahan di tahun sebelumnya.
“Dan, menyambut tahun baru dengan hati yang baru. Artinya ada pembersihan hidup,” jelasnya.
Sesuai rencana, jelas Roberth Tan, Imlek akan dirayakan secara bersama pada 19 Februari 2019 mendatang.
“Perayaan Imlek secara bersama tanggal 19 Februari bertepatan dengan “Cap Go Meh” yang merupakan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan tahun baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia,” jelas pemilik Hotel Bahagia 2 SoE ini.
Roberth Tan menambahkan, PSMTI sebagai bagian dari TTS akan terus merajut keberagaman dalam rangka mendukung pembangunan, baik di skala nasional maupun di tingkatan lokal.
“Butuh kerja sama untuk membangun daerah TTS. Marga keturunan Tianghoa tentu tetap ikut berperan dengan caranya sendiri dalam membangun daerah ini,” pungkasnya.
Ia mengaku, PSMTI TTS baru saja terbentuk di TTS. Di langkah awalnya, baru-baru ini menghelat Natal bersama tingkat Kabupaten TTS.
Penulis: L.Ulan
Editor: Ardy Abba