Mbay, Vox NTT-Bupati Nagekeo, Johanes Don Bosco Do mengatakan, kabupaten itu memiliki dataran irigasi yang sangat luas.
Di Kabupaten Nagekeo, sebut Bupati Don, ada irigasi Mbay Kanan dan Mbay Krii seluas kurang lebih 5.000-6.000 hektare.
Menurut dia, untuk mengoptimalisasikan dataran irigasi ini membutuhkan peran aktif Perkumpulan Petani Pemakai Air ( P3A) dan Kelompok Tani (Poktan) binaan.
“Di dataran irigasi ini terdapat 42 P3A dan 120 Poktan binaan Dinas Pertanian,” ujar Bupati Don saat membuka rapat koordinasi pengaturan air dan penerapan kalender tanam di Aula Setda Nagekeo, Kamis (7/2/2019).
Hadir dalam rapat itu Kepala Dinas Pertanian, para Lurah, PPL, Ketua P3A, dan ketua Poktan di wilayah irigasi Mbay.
“Kalau kita punya niat untuk mengorganikkan sawah kita, supaya produk beras menjadi produk unggulan, ditambah dengan olahan domba muda bisa menjadi kuliner level tertinggi, di hotel-hotel berbintang seperti Labuan Bajo, maka perlu penguatan melalui P3A dan Poktan,” kata Bupati Don.
Ia juga mengatakan, Kabupaten Nagekeo memiliki jumlah ternak sapi yang cukup banyak. Kotoran dan urin ternak dapat dimanfaat sebagai pupuk organik cair dan insektisida organik untuk irigasi.
“Sebagaimana ketika saya mengunjungi Kelompok Tani Tunas Baru Marapokot, pada saat hari libur, Selasa, 05 Februari 2019. Kelompok Tunas Baru memiliki 20 ekor sapi yang dapat menghasilkan urine 100 liter/hari. Kalau kita beli insektisida organik 1 liter di pasar seharga 100 ribu rupiah, berarti kita sudah mendapat keuntungan perhari sepuluh juta rupiah,” imbuh Bupati Don.
Guna mengontrol mutu ternak, Bupati Don menegaskan kepada dinas teknis untuk melakukan isolasi ternak.
“Bahkan kita harus naik level dengan cara penggemukan, supaya kita bisa kontrol bobot dagingnya. Kepada Kepala Dinas Perhubungan segera memperbaiki kendaraan-kendaraan yang ada, untuk mengangkut jerami di sawah sebagai makanan cadangan ternak di musim kemarau atau kita antar ke tempat – tempat pakan ternak,” tegasnya.
Sementara itu Kepala Dinas pertanian Kabupaten Nagekeo, Wolfgang Lena mengatakan, sasaran yang ingin dicapai dalam proses penerapan kalender tanam serta pergiliran tanam di daerah irigasi Mbay adalah untuk memperbaiki struktur tanah, pemutusan rantai hama dan penyakit, serta peningkatan produktivitas petani.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba