Ruteng, Vox NTT- Predikat program Adipura periode 2017-2018 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI untuk Kota Ruteng memang menjadi pelecut semangat bagi komunitas Gerakan Masyarakat Peduli Sampah (GMPS).
Bagi GMPS, rilis yang dikeluarkan KLHK yang menyebut Ruteng sebagai salah satu kota kecil terkotor di Indonesia merupakan titik awal membangun kesadaran bersama untuk memerangi sampah di ibu kota Kabupaten Manggarai itu.
Cara pandang setiap anggota GMPS sontak sama. Mereka memandang kebersihan kota merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah.
Pada 25 Januari lalu, komunitas ini mampu memobilisasi ribuan orang untuk membersihkan sejumlah titik di Kota Ruteng.
Saat itu, walau hujan terus mengguyur Kota Ruteng, namun tak menyurutkan semangat anggota GMPS dan ribuan massa yang hadir untuk melakukan pembersihan sampah.
Baca Juga: Di Bawah Guyuran Hujan, GMPS Deklarasi Perangi Sampah di Kota Ruteng
Kali ini, Jumat (8/2/2019), mereka kembali melakukan gerakan serupa. Untuk gerakan kedua ini, GMPS fokus mendeklarasikan perangi sampah di Pasar Inpres Ruteng. Deklarasi dipandu langsung oleh anggota GMPS Kiki Artina.
Setelah acara deklarasi, Kiki Artina mengarahkan massa yang hadir untuk langsung melakukan kegiatan pembersihan sampah. Dalam gerakan ini, ada banyak pihak yang dilibatkan, antara lain, anak-anak SMA, ASN, TNI, dan juga warga Pasar Inpres Ruteng.
Agnes Silvia Graciana, Koordinator GMPS untuk aksi kedua ini menjelaskan, sampah sudah menjadi persoalan serius yang mesti diperhatikan semua pihak, bukan hanya pemerintah.
Menurut dia, permasalahan sampah terus bergelut dalam kehidupan masyarakat Kota Ruteng. Permasalahan ini sebagai konsekuensi dari adanya aktivitas manusia.
“Menurut saya untuk mengatasi masalah sama di Ruteng, tidak saja memakai pendekatan penegakan aturan saja. Tetapi kebiasan menjaga kebersihan dari setiap individu yang perlu ditingkatkan,” ujar wanita yang akrab disapa Kiky Jami itu.
Ia menilai, kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan bisa terwujud jika setiap orang ada rasa memiliki terhadap tempat tinggalnya.
Sebaliknya, lanjut Kiky Jami, jika setiap orang tidak ada rasa memilikiterhadap tempat tinggal, maka pasti muncul sikap tak peduli dengan lingkungan, termasuk membuang sampah sembarangan.
Karena itu, ia menegaskan, kehadiran GMPS untuk membersihkan Pasar Inpres Ruteng adalah untuk memberikan edukasi tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
“Jika lingkungan kita indah dan bersih, bukan untuk orang lain tetapi untuk kita sendiri,” ucap Kiky Jami.
Hendrikus Jebarus, salah satu pengguna Pasar Ruteng kepada VoxNtt.com mengatakan, hingga kini para pedagang sangat membutuhkan WC umum.
Selain itu, ia meminta Pemkab Manggarai agar memperbaiki kembali got-got air yang ada di Pasar Inpres Ruteng.
Hendrikus juga meminta Pemerintah agar melakukan kerja sama lintas organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menertibkan para pedagang yang membuang sampah di sembarang tempat di Pasar Inpres Ruteng.
Dalam kesempatan deklarasi, ia mengajak semua warga Pasar Inpres Ruteng agar bersama-sama menjaga kebersihan dan tidak boleh membuang sampah di sembarang tempat.
Bagi Hendrikus tidak ada perubahan yang muncul tanpa timbul dari kesadaran masing-masing pribadi.
“Untuk itu bapa bupati dan wakil bupati kami berterima kasih atas kehadirannya hari ini,” kata Hendrikus.
Pasar Ruteng, kata dia, merupakan dapur umum untuk warga Kecamatan Langke Rembong. Karena itu, kebersihan mesti tetap dijaga oleh semua pihak agar menjadi tempat yang nyaman.
Sementara itu, Bupati Manggarai Deno Kamelus dalam sambutannya mengatakan, pihaknya bersama unsur terkait lainnya hadir di Pasar Inpres Ruteng bukan menjadi tukang pungut sampah.
“Itu harus disadari, bupati, Dandim, wakil bupati, dan seluruh pejabat ini dan pegawai negeri ini bukan untuk tukang pungut sampah. Jadi saya tekankan khusus untuk semua orang yang jualan di Pasar Inpres Ruteng ini,” tegas Bupati Deno dalam kesempatan deklarasi.
Menurut Deno, pihaknya bersama unsur terkait lainnya hadir di Pasar Inpres Ruteng untuk membangun kesadaran para pedagang dan pembeli agar bertanggung jawab atas kebersihan di sekitarnya.
“Bagaimana caranya, setiap hari harus sapu dan siapkan sapu lidi, supaya kalau kotor langsung sapu. Kemudian siapkan tempat sampah di masing-masih stan. Kalau belum ada tempat sampah, taruh di plastik, kalau tidak ada plastik taruh di karung, nanti ada petugas yang angkat,” tegasnya.
Sebagaimana telah disampaikan Hendrikus Jebarus, lanjut dia, bahwa Pasar Inpres Ruteng adalah dapur bersama. Semua bahan-bahan masakan datang dari Pasar Ruteng.
“Coba kamu bayangkan dapur rumah di situ ada banyak kotoran, nanti jijik,” tandas Deno.
Sebab itu, pihak Deno datang untuk memberikan pendidikan dan mengetuk hati para pedagang agar tetap merawat kebersihan.
Penulis: Ardy Abba