Kupang, Vox NTT-Yohanes Seo, wartawan media Tempo berkisah tentang mafia perdagangan orang di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
John Seo menceritakan bagaimana ia melakukan investigasi dan membongkar narasi pilu di balik kematian Adelina Sau, TKI asal Desa Abi, Kecamatan Oenino, Kabupaten TTS, NTT.
Sebelum Adelina meninggal, majikannya di Malaysia tak memberinya makan. Adelina bahkan disuruh sang majikan untuk tidur dengan anjing.
Saat membongkar mafia perdagangan orang ini, John Seo menyamar sebagai cukong.
“Mendapat uang senilai 2 juta rupiah sebagai uang sirih pinang. Adelia dijual pertama oleh tantanya sendiri,” kisah John saat membawakan meteri tentang investigasi dalam kerja jurnalis di Aula STIM Undana, Sabtu (23/02/2019).
Pelatihan jurnalistik tersebut digelar dalam rangka menyambut HUT ke-25 Keluarga Mahasiswa Katolik (KM) St. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Pesertanya sebanyak 146 orang mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Kota Kupang.
Dalam meterinya John Seo mengungkapkan, usia Adelina sebenarnya 16 tahun. Namun karena ada keterlibatan dari berbagai pihak dalam bisnis manusia itu, umur Adelina ditipu menjadi 25 tahun. Bahkan namanya juga ikut diubah.
John mengatakan, di Malaysia Adelina bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Ia disiksa majikannya lalu meninggal dunia.
”Saya mengikuti jalur pengiriman TKI hingga Malaysia Jakarta-Batam-sampai Johor, Malaysia. Saya sampai ke Kuala Lumpur. Dari agen saya berusaha mencari informasi sampai ke Slangor. Saya menyamar sebagai cukong dan pindah-pinsah lokasi, sesuai jejak Adelina,” kisah Sekretaris Aliasi Jurnalis Independen (AJI) NTT itu.
Menurutnya, kehidupan TKW dari NTT menyedihkan karena tanpa pasword atau Permit. Bahkan jika polisi Malaysia lewat, para TKI langsung lari untuk bersembunyi.
“(TKI asal NTT) yang paling banyak itu pembantu rumah tangga. Masih terjadi sampai sekarang, meski sudah ada moratorium dari Gubernur NTT,” ujar John.
Untuk diketahui, hasil investigasi John mendapat penghargaan dari The society of publisher in Asia (SOPA).
Kemudian hasil investigasi itu ditulis dalam ediisi khusus Majalah Tempo dan Malasyakini.com dengan tajuk ‘Following the Indo-M’Sia Maid Trad’.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba