Borong, Vox NTT-Orang Muda Katolik (OMK) di Kabupaten Manggarai Timur (Matim), NTT, memiliki cara tersendiri untuk membangun hubungan harmonis dengan alam.
Pada Sabtu, 23 Februari 2019 lalu, di Gereja St. Arnoldus-Yosef, Wae Lengga, Kecamatan Kota Komba,muda mudi katolik itu, melakukan kegiatan penanaman 100 anakan pohon Meni di sekitar Gereja.
Pantauan VoxNtt.com, sore itu, tampak ramai. Mereka saling mendukung. Walau ada yang baru bersua, tetapi rasanya tak begitu asing.
Spirit membangun hubungan kekeluargaan rupanya menjadi jurus kunci yang menyatuhkan setiap perbedaan. Gagasan, rasa, semangat, pergulatan, visi misi disatukan dengan nama orang muda katolik.
Sebelum anakan pohon meni ditanam, sesuai schedule kegiatan diadakan rekoleksi oleh Pastor Simon Nama, Pr, dari kevikepan Borong. Rekoleksi itu pun bertemakan “pelayanan dan ekologi”.
Dalam rekoleksinya, Pastor Simon menjelaskan betapa pentingnya membangun sebuah keharmonisan dengan lingkungan.
“ Kita harus buat pekarangan gizi dan sehat di pastoran. Penuh dengan sayur-sayuran dan penuh dengan tanaman obat,” ujarnya.
Dikatakannya, membangun keharmonisan dengan alam seperti membangun taman firdaus. Membangun taman firdaus yang harmonis dan berkelimpahan.
Menurutnya, karakter taman firdaus yakni penuh dengan kasih, persaudaaran, damai, relasi yang bagus antara manusia dengan sang pencipta.
Kata dia, salah satu taman firdaus itu adalah ekologi yakni ingkungan yang berkelimpahan.
Dikatakannya, bumi dan segala isinyamerupakan gambaran diri Allah yang sangat berharga. Oleh karena itu semua orang memiliki kewajiban untuk menjaga taman dan wajah Allah ini dengan baik.
“Kebersamaan kita bukan hanya dengan manusia saja tetapi kebersaaman ekologis,” imbuhnya.
Dijelaskan Pastor Simon, membangun hubungan harmonis dengan ciptaan lainnya begitu penting. Sebab ciptaan itu memiliki aura atau kekuatan yang memberikan dampak yang luar biasa.
Dikatakannya, ada beberapa hal yang berkaitan dengan pandangan alkitab tentang lingkungan hidup.
Pertama, semua ciptaan adalah suatu hal yang berharga dan mencerminkan keagungan Allah.
Kedua,semua ciptaan diselamatkan melalui Kristus. Yesus datang untuk menyelamatkan manusia dan dunia dengan demikian alam sudah ada unsur-unsur Allah di dalamnya. Sehingga ketika manusia membangun relasi dengan alam bukan kafir.
Ketiga, dunia adalah ciptaan yang sang jelas.
Keempat, dunia adalah milik Alah bukan milik kita, maka manusia memakainya dengan penuh tanggung jawab.
Kelima, bumi ditopang dan diselenggarakan oleh Allah.
Keenam, manusia adalah penjaga lingkungan.
Menurutnya, ini merupakan tanggung jawab yang sangat besar.
Oleh karena itu, Pastor Simon mengimbau kepada seluruh generasi muda katolik untuk melanjutkan tugas mulia itu, menjaga bumi, bangun gereja, membangun bangsa dan keluarga.
“Generasi penerus adalah status yang sangat berat,” tukasnya.
Di lain sisi, menurutnya generasi muda adalah agen perubahan. Oleh karenanya, generasi muda harus mengerti masa lalu, terlibat masa sekarang dan harus punya visi untuk masa depan.
“Kamu harus menjadi visioner,” imbuhnya.
Secara terpisah, ketua OMK kevikepan Borong, Aurelius Gagu, mengatakan tahun 2019 merupakan tahun pelayanan bagi gereja katolik.
Menurutnya, OMK merupakan salah satu bagian penting dalam hidup menggereja memiliki peran di tahun pelayanan ini.
“OMK tidak hanya melayani manusia tetapi sesama ciptaan Tuhan lainnya,” ujarnya.
Diakuinya, kegiatan penanaman pohon di Gereja St. Arnoldus-Yosef, merupakan wujud nyata OMK untuk melestarikan lingkungan hidup sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
Dia berharap, kegiatan itu tak sekedar narasi belaka, tetapi harus berkesinambungan demi mewujudkan harmonisasasi antar ciptaan Tuhan lainnya.
“Semoga ini bukan hanya seremonial,” tukasnya.
Usai rekoleksi, kegiatan pun dilanjutkan dengan penanaman pohon di sekitar gereja.
Pada Minggu, 24 Februari 2019, pengurus OMK kevikepan Borong dan OMK St.St. Arnoldus-Yosef, dilantik oleh Pastor Simon Nama, Pr di Wae Lengga dan dilanjutkan dengan resepsi bersama.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba