Kupang, Vox NTT- Untuk mempromosikan kain tenun NTT kepada masyarakat luas sekaligus membangkitkan rasa generasi muda dan kalangan milenial, Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) NTT akan menggelar kegiatan Festival sarung tenun NTT di Arena Car Free Day, Sabtu (2/3/2019) mendatang.
Tenun ikat NTT merupakan suatu hasil karya cipta, rasa dan karsa kekayaan intelektual yang bernilai tinggi.
Hasil kreasi kaum perempuan di pelosok-pelosok Flobamora yang selalu menciptakan motif dan beraneka ragam corak, serta surat dengan pesan kearifan lokal yang unik.
Karya tenunan motif NTT telah dikenal dan diapresiasi secara nasional bahkan internasional.
Acara itu akan berlangsung selama empat jam dari pukul 6.00-10.00 Wita dengan mengusung tema “Sarung Tenun NTT Identitas Budaya, Pemersatu Bangsa”.
Kegiatan itu akan melibatkan 10.000 peserta dengan rincian, perangkat daerah lingkup Provinsi NTT 2.000 orang, Perangkat daerah Kota Kupang 500 orang, TNI/Polri 500 orang, instansi vertikal 500 orang, organisasi wanita 500 orang, kelompok etnis 300 orang, BUMD/BUMN 700 orang, serta pelajar/mahasiswa 5.000 orang. Semua peserta diwajibkan mengenakan baju kaos putih dengan sarung NTT.
Festival juga akan diisi beberapa acara diantaranya, menari 1.800 pelajar, tarian massal Flobamora. Itu seperti, Gawi, Dolo-Dolo, Jai dan Tebe, Bazar makanan aneka kelor dari UMKN, Instalasi Tenun, paduan suara pelajar 2.000 orang, musik tradisional dan olahraga bersarung. Para peserta akan dibagi dalam empat spot.
Keempat spot itu yakni, pertama, di depan gedung Sasando kantor Gubernur NTT dengan peserta 4.975 orang. Kedua, di depan kant6or Pengadilan Tinggi dengan 1.685 peserta. Ketiga, depan rumah jabatan Gubernur NTT dengan 2.100 peserta, dan keempat, depan rumah kejati dengan 2.120 peserta.
Ketua Dekranasda NTT, Julie Sutrisno Laiskodat mengatakan, pada setiap spot akan menhadakan berbagai rangkaian acara hiburan.
Acara menari kata Julie, akan dipusatkan di spot satu.
Sementara di spot lainnya, ada acara tarian massal Flobamora dan berbagai astraksi lainnya.
Para peserta dan masyarakat yang hadir lanjut dia, diharapkan dapat membeli kreasi tenun ikat di masing-masing spot dan produk makanan berbasis kelor.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat khususnya penenun. Juga untuk membangkitkan kebanggan di kalangan generasi dan kaum milenial terhadap kain sarung NTT, kita terus mendorong dan mengupayakan agar tenun NTT diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO,” kata Julie kepada wartawan di Aula Ruang Rapat Asisten Pemerintahan (Asisten I) Lantai 2 Kantor Gubernur NTT, Senin (25/2/2019) siang.
Julie berharap, agar Festival Sarung Tenun itu dapat menjadi festival tahunan yang dapat menjadi agenda pariwisata daerah. Sehingga tenun NTT kata dia, semakin berkibar di kancah nasional maupun internasional.
“Kita juga terus mendorong penetapan Hari Sarung Nasional . Sarung yang merupakan warisan kekayaan leluhur yang mesti dilestarikan serta layak disejajarkan dengan batik sebagai busana nasional, dengan itu, geliat perekonomian para penenun juga akan semakin meningkat,” tutup Julie.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba