Kupang, Vox NTT-Lomba Caleg menulis yang diselenggarakan oleh WALHI NTT sejak tanggal 17 Maret 2019 telah mencapai batas waktu pada tanggal 16 Maret 2019.
Dalam rentang waktu ini, WALHI NTT menerima 10 artikel dari 9.964 calon legislatif yang terdaftar di KPU.
Adapun presentasi dari masing-masing tingkatan yaitu; 0% dari 180 calon DPR RI, 0 % dari 36 calon DPD, 0,21 % dari 932 calon DPRD Provinsi dan 0,9 % dari 8816 calon DPRD Kabupaten/Kota.
Dengan kata lain, 10 artikel tersebut berasal dari 2 orang calon DPRD Provinsi dan 8 orang calon DPRD Kabupaten/Kota.
10 artikel yang dikirimkan kemudian melalui proses penilaian dalam hal kesesuaian tema dan atau sub tema, kesesuaian tugas dan fungsi parlemen, gagasan dan tata cara penulisan.
Penilaian dilakukan oleh tiga orang dewan juri yang berasal dari unsur akademisi ilmu politik, komunikasi dan jurnalis media.
Dari 8 artikel untuk kategori caleg DPRD Kabupaten/Kota, telah dipilih 3 artikel terbaik sebagai pemenang lomba ini.
Juara 1 ditetapkan kepada artikel yang berjudul “Investasi Tebu di Ekologi Sabana, Berkat atau Bencana di masa depan?” karya Stepanus Makambombu, S.Kom.,M.Si, calon anggota DPRD Kabupaten Sumba Timur dari Partai NasDem.
Juara 2 diraih oleh artikel berjudul “Pentingnya Peraturan Daerah tentang Hutan Adat di Kabupaten Malaka” karya Fransiskus Xaverius Taolin, S. Fil, calon anggota DPRD Kabupaten Malaka dari Partai Gerinda.
Sementara itu artikel dengan judul “Pengelolaan Hutan di Kabupaten TTS” karya Thimatius Benu, calon anggota DPDR Kabupaten TTS dari partai PKPI mendapatkan posisi ketiga dalam kategori caleg DPRD Kabupaten/Kota.
Untuk kategori caleg DPRD Provinsi, 2 artikel yang dikirimkan secara otomatis menempati juara 1 dan 2 dalam kategori ini.
Artikel berjudul “Awololong, Antara Budaya, Spiritual dan Pariwisata” oleh Vinsensius Bellawa Making, S.KM, M.Kes caleg DPRD Provinsi NTT Dapil 6 (Flotim-Lembata-Alor) Partai PSI menempati juara pertama.
Sedangkan juara kedua ditempati oleh caleg DPRD Provinsi NTT Dapil 7 (TTU-Belu-Malaka) asal Partai Demokrat, Anselmus Tallo, dengan artikel berjudul “Pembangunan Tanpa Perencanaan”.
WALHI NTT memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada 10 orang caleg yang telah berpartisipasi dalam lomba ini dan proficiat kepada 5 caleg yang artikelnya telah terpilih sebagai pemenang lomba ini.
Selain itu, apresiasi juga diberikan kepada tiga orang dewan juri ; Didimus Dedi Dhosa, S.Fil,MA akademisi ilmu sosial politik Universitas Widya Mandira Kupang, Maria Via Dolorosa Pabba Swan,S.Sos, M.Med.Kom akademisi ilmu komunikasi Universitas Nusa Cendana Kupang dan Irvan Kurniawan, Pemimpin Redaksi VoxNTT.com.
Pilih Caleg yang Pro Lingkungan
Direktur Eksekutif Daerah WALHI NTT, Umbu Wulang Tanaamahu Paranggi meminta Publik NTT untuk memilih calon wakil rakyat yang peduli pada pelestarian lingkungan hidup dan Perlindungan Wilayah kelola rakyat.
“Rakyat NTT harus memastikan adanya kesepakatan dengan para Calon Legislatif dalam mendukung agenda rakyat untuk kelestarian alam dan penghentian alihfungsi lahan di NTT. Lewat lomba menulis ini, rakyat bisa menilai bahwa perhatian para Calon Legislatif pada isu lingkungan seperti apa. Ini penting mengingat NTT tengah mengalami krisis sosial ekologis mulai dari bencana lingkungan hingga penguasaan lahan yang begitu luas oleh korporasi. Ditambah lagi krisis air dan krisis kehutanan yang terjadi bakal mengancam kehidupan warga NTT kedepannya” ujar Umbu.
Umbu juga menambahkan bahwa para pemilih di NTT diharapkan memilih para calon legislatif yang telah ikut dalam lomba penulisan ini, sebab para caleg ini sudah menunjukkan itikad baik dan keberpihakannnya pada urusan lingkungan hidup.
Selanjutnya Umbu berjanji bahwa WALHI NTT akan mempublikasikan seluruh tulisan para calon legislatif yang telah mengirimkan tulisannya di media massa.
Harapannya publik bisa membaca dan tahu keberpihakan para caleg terhadap pelestarian lingkungan hidup di NTT.
WALHI Eksekutif Nasional mengapresiasi baik lomba Caleg NTT Menulis Artikel yang dilakukan oleh WALHI NTT.
Khalisah Khalid, Koordinator Isu Politik WALHI Eksekutif Nasional memandang bahwa lomba ini dapat menjadi ruang bagi publik untuk mengetahui sejauh mana komitmen, kapasitas dan integritas para caleg di dalam isu lingkungan sehingga publik memiliki referensi untuk menentukan hak pilihnya terhadap caleg yang peduli dengan agenda penyelamatan lingkugan hidup dan sumber-sumber penhidupan.
Akan tetapi, melihat jumlah pengirim yang sedikit Khalisah menyayangkan bahwa caleg-caleg di NTT tidak cukup antusias untuk merespon agenda ini sebagai agenda pokok mereka.
Menurutnya ada beberapa poin yang bisa dilihat di sini.
Pertama, para caleg dengan isu lingkungan dan penyelamatan sumber-sumber penghidupan masih berjarak sehingga ada kemungkingan para caleg tidak terlalu percaya diri untuk menyampaikan pandangannya dalam tulisan terkait isu ini.
Kedua, isu lingkungan belum menjadi isu prioritas bagi para kontestan politik bukan hanya di NTT tetapi juga hampir di seluruh Indonesia.
“Saya kira secara umum memang isu lingkungan hidup masih belum menjadi prioritas bagi mereka yang mengajukan diri sebagai kontestan politik elektoral. Jadi isu lingkungan hidup adalah isu yang masih sub-pinggiran. Demikian juga publik masih belum melihat bahwa isu lingkungan hidup bukanlah sebuah isu politik yang penting untuk dibahas dan diperdebatkan dalam momentum politik elektoral”, kata Khalizah
Ditemui di tempat yang berbeda, Direktris WALHI Eksekutif Nasional, Nurhidayati berharap agar caleg yang sudah menjadi pemenang dalam lomba ini konsisten dalam memperjuangkan agenda politik keadilan ekologis dan memastikan kembalinya kedaulatan pada masyarakat untuk mengelola wilayahnya ketika terpilih.
“Kami berharap, caleg pemenang lomba menulis bisa konsisten memperjuangkan agenda politik keadilan ekologis serta ikut memastikan kembalinya wilayah kelola rakyat kepada komunitas masyarakat lokal dan adat di NTT, jika terpilih sebagai anggota DPRD”, katanya.
Penulis: Irvan K
Sumber: Rilis WALHI NTT