Borong, Vox NTT- Sejumlah anggota TNI dan Polri di Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur (Matim) menggelar apel pengamanan Pemilu 17 April 2019 mendatang.
Apel pengamanan tersebut berlangsung di halaman Polsek Pota, Kelurahan Pota, Selasa (26/3/2019) pagi.
Hadir pada kesempatan itu Kapolsek Pota Iptu M. Ali Mansur, Plh Danramil 1612 – 05/Elar dan Camat Sambi Rampas Sirajudin.
Turut hadir Sekcam Sambi Rampas Ismail Jahada, Ketua DPC Partai NasDem Husen Adam, KSPK 3 Aiptu Ida Bagus, para Lurah, tokoh agama dan tokoh Masyarakat.
Kapolsek Pota, Iptu M. Mansur yang bertindak sebagai inspektur upacara. Ia didampingi Plh Danramil Pota 1612 – 05 Elar dan Camat Sambi Rampas Sirajudin.
Dalam sambutannya saat apel, Mansur membacakan amanat Menkopolhukam RI, Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Wiranto, S.H.
Mansur mengatakan, Pemilu serentak tahun 2019 merupakan pesta demokrasi Indonesia yang akan menjadi tonggak sejarah. Hal itu karena dilaksanakan secara serentak yakni lima jenis pemilihan dalam waktu bersamaan.
Pemilu serentak kali ini, kata dia, akan menjadi warisan kebanggaan sekaligus menjadi sorotan dunia internasional.
Itu terutama terkait apakah bangsa Indonesia mampu melaksanakan konsolidasi politik dengan demokratis dan berintegritas, dalam rangka memilih pemimpin nasionalnya.
Menurut Wiranto sebagaimana dibacakan Mansur, Pemilu serentak tahun 2019 merupakan kesempatan berharga bagi rakyat Indonesia untuk memilih calon anggota legislatif yang tentu saja akan memperjuangkan aspirasi rakyat.
“Kita ketahui bersama bahwa Bawaslu dan Polri telah mengeluarkan indeks kerawanan pemilu yang merupakan pemetaan terhadap kerawanan-kerawanan yang diprediksi akan timbul dalam penyelenggaraan pemilu di setiap daerah,” ujar Mansur.
Oleh karena itu, dalam sambutan tersebut Wiranto mengajak seluruh stake holder terkait untuk segera mengenali, menemukan dan menetralisisasi, serta mengatasi hambatan-hambatan Pemilu.
Mansur menyebut, kegiatan apel pengamanan Pilkada dilaksanakan secara serentak dan masif di seluruh wilayah Indonesia, baik itu di tingkat provinsi maupun di tingkat kabupaten dan kota dengan melibatkan prajurit TNI-Polri dan komponen masyarakat lainnya.
Dikatakan, jumlah kekuatan prajurit TNI-Polri yang dilibatkan dalam pengamanan Pemilu serentak tahun 2019 sebanyak 453.133 orang.
Pasukan ini tentu saja didukung alutsista sesuai potensi kerawanan dalam melaksanakan tugas pengamanan penyelenggara Pemilu serentak tahun 2019.
Sebab itu, diharapkan seluruh prajurit TNI-Polri yang terlibat harus berpedoman pada seluruh prosedur yang berlaku. Sehingga, tindakan -tindakan yang dilakukan senantiasa terukur sesuai aturan hukum.
Pesan
Mansur juga dalam amanatnya, menyampaikan penekanan Menkopolhukam yang harus dipedomani bersama dalam tugas pengamanan Pemilu serentak tahun 2019.
Penekanan Menkopolhukam antara lain;
Pertama, memahami bahwa tugas pengamanan Pemilu serentak tahun 2019 ini adalah kehormatan dan kebanggaan yang tidak dapat dinilai dengan apapun. Hal ini juga sekaligus menjadi amal ibadah yang akan mendapatkan balasan pahala dari Tuhan Yang Maha Esa bila dilaksanakan dengan tulus ikhlas.
Kedua, menjalin sinergitas antara unsur pemerintah, TNI-Polri dan seluruh komponen masyarakat guna mewujudkan keamanan dan kelancaran pelaksanaan tugas.
Ketiga, segera mengenali, mencari, menemukan dan mengatasi, serta menetralisir potensi kerawanan agar tidak berkembang dan mengganggu penyelenggaraan Pemilu serentak tahun 2019.
Keempat, menindak tegas sesuai aturan hukum yang berlaku terhadap pihak-pihak yang mencoba mengganggu kelancaran Pemilu serentak tahun 2019.
Kelima, Babinsa dan Babinkamtibmas harus mampu ikut menenangkan masyarakat agar tidak resah dengan menyebarkan berita berita hoaks, serta menguatnya politik identitas yang dapat menggerus disintegritas bangsa. Inventarisasi dan koordinasi dengan tokoh agama, tokoh adat, tokoh pemuda, serta tokoh masyarakat untuk memberikan rasa tenang kepada masyarakat. Sehingga, masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya dengan aman.
KR: Berto Davids
Editor: Ardy Abba