Kupang, Vox NTT-Menteri Perencanaan Pembangunan sekaligus Kepala Bapenas RI, Bambang Rodjonegoro, pada Forum Pimpinan Daerah dalam Rangkaian Musrembang Provinsi Nusa Tenggara Timur di Neo Hotel Kupang, Jumat 29 Maret 2019 malam menyampaikan, inflasi sangat berhubungan dengan daya beli masyarakat.
“Menurutnya, Inflasi rendah. Kali ini di NTT rendah dan sangat bagus karena berhubungan dengan daya beli masyarakat NTT,” ujarnya saat menyampaikan sambutan.
Terkait tingkat Pengangguran di Indonesia, menurutnya hingga tahun 2018, tingkat pengangguran sudahn ditekan hingga 9,4 juta orang.
“Tahun ini 2,6 juta targetnya. Semoga saja bisa dilampui,” lanjutnya.
Namun, Ia menambahkan, dari seluruh tingkat penurunan angka pengangguran tersebut, sebanyak 60 % berada sektor informal.
Menurutnya, tingkat masyarakat yang bekerja pada sektor informal tersebut belum tentu membayar pajak. Sementara 40 % berada pada sektor formal dengan upah minimum.
“Yang Formal bayar pajak. Informal belum tentu kan?,” imbuhnya.
Ia pun berharap, ada upaya pengembangan menuju sektor formal yang lebih besar ke depan. Pengangguran tidak boleh diabaikan.
Hal ini kata dia, agar angka pengangguran itu menurun maka, penting Menarik investasi sebesar-besarnya. Karena ada penyerapan tenaga kerja di sana.
Soal kemiskinan, Kemiskinan di Indonesia pada tahun 2018, sebanyak 9, 66%. “Itu Tingkatan kemiskinan paling rendah sepanjang sejarah,” jelasnya.
Namun, karena jumlah penduduk Indonesia banyak maka jumlah tersebut masih setara dengan 26 juta orang Indonesia yang masih hidup di bawah garis kemiskinan, karena jumlah penduduk kita banyak yakni lebih dari 200 juta.
“Perlu upaya dari semua daerah. Memformalkan lapangan kerja. Meningkatkan pertumbuhan potensial RI 5,3 % maksimal pada tahun ini,” tuturnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur NTT, Josep Nai Soi, dalam sambutan mengatakan, mengembangkan Pariwisata NTT minimal membutuhkan lima hal yakni:
Pertama, atraktik yakni atraksi Budaya maupun sumber daya alam.
Kedua, terpenuhnya aksesibilitas, yakni perbaikan transportasi udara, darat maupun laut.
Ketiga, akomodasi, makan minum. Harus bersifat Implusif yakni dari dan oleh masyarakat.
Keempat, Amenitis yakni kenikmatan bagi semua wisatawan
Kelima, Kepedulian, awarness, itu menyangkut kepedulian masyarakat.
Menurutnya, pembangunan pariwisata harus mendukung secara ekologi, adil secara ekonomi dan baik secara etika.
Ia mengajak seluruh masyarakat NTT agar melakukan Gerakan NTT Bersih. “Mulai dari diri kita. Bangun budaya cinta terhadap kebersihan. Lingkungan yang bersih mendukung pariwisata,” imbuhnya.
Selain itu, menurut Nai Soi, Pemprov NTT tidak akan mengadakan ijin pertambangan. Kecuali sesuai dengan persyaratan. Juga akan memperhatikan Stunting dan gizi buruk mengadakan gerakan Revolusi Hijau dan Revolusi Biru, menggunakan sumber daya kelautan.
Pantauan VoxNtt.com, kegiatan ini dihadiri oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, Wakil Gubernur NTT, Josep Nai Soi, Perwakilan Bupati dan Walikota se-NTT dan Forkompinda asal provinsi dan Kabupaten Kota se-NTT
Kepala Bapennas RI saat memberikan sambutan dan materi di depan Pemprov dan perwakilan seluruh Bupati/Walikota se-NTT.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Boni J