Borong, Vox NTT-Kepala UPTD Puskesmas Waelengga, Kecamatan Kota Komba, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Wolfry Yosep Daiman, membantah pernyataan dari kelurga almarhum Aprilianto Agriano Alfredo (14) alias Agri.
Agri sendiri tewas setelah terjadi kecelakaan lalu lintas di deker Sangan Langa Jeremboro, Kecamatan Kota Komba pada Rabu, 27 Maret 2019 lalu.
Baca Juga: Keluarga Aprilianto Kesal dengan Pelayanan Puskesmas Waelengga
Dari press release yang diterima VoxNtt.com, Senin (01/04/2019), Daiman mengaku bahwa benar ada petugas piket yang melayani Agri.
Namun kata dia, bukan petugas kesehatan yang menghubungi keluarga, sebagaimana pengakuan Elias L. Tobi selaku kakak sepupu korban Agri.
Terkait pengakuan Elias yang menyebut “oh tidak apa-apa, tidak ada masalah, kamu boleh bawa pulang”, Daiman menjelaskan, pernyataan itu tidak benar. Sebab pada saat itu pasien Agri sudah mendapat perawatan luka secara medis dan sudah dilakukan observasi.
Sedangkan pernyataan “kamu boleh bawa pulang”, Daiman membenarkan hal itu. Karena berdasarkan hasil pemeriksaan saat itu pasien Agri dalam keadaan sadar.
“Jadi tidak benar kami pulangkan pasien dalam keadaan tidak sadar,” ujarnya.
Diakuinya, pada saat pulang Agri diberikan obat kompres berupa Rivanol dan obat minum untuk mengurangi rasa sakit dan bengkak.
Terkait surat rujukan, kata dia, pihak Puskesmas Waelengga sudah memberikan sesuai dengan indikasi penyakit ataupun sesuai permintaan dari keluarga pasien.
Menurut Daiman, hasil pemeriksaan keadaan umum pasien Agri pada saat itu baik. Sehingga tidak dirujuk atas pertimbangan indikasi penyakit.
“Kami tidak pernah membatasi keluarga atau pasien untuk memohon surat rujukan. Petugas kami selalu siap, namun saat itu tidak ada permintaan dari keluarga untuk dirujuk,” ujarnya.
Menurutnya, saat itu yang melayani pasien ada satu dokter dan dua perawat.
Daiman melanjutkan, waktu itu pasiennya bukan dalam keadaan tidak sadar. Dia pulang dalam keadaan sadar.
Namun, sebelum pulang petugas menganjurkan tidak diurut dan apabila ada keluhan berupa mual, muntah, serta keluhan lainnya agar cepat dibawa ke puskesmas.
”Setelah pulang, sampai di rumah tidak ada informasi selanjutnya seperti apa,” ujarnya.
Daiman juga mengaku, salah satu petugas yang melayani saat itu juga keluarganya korban.
Ia menambahkan, terkait pernyataan mengenai saat itu Puskesmas Waelengga dalam keadaan sibuk itu benar.
Namun, petugas piket UGD tetap melayani pasien 24 jam.
“Saat almarhum Agri dirawat, ada pasien lainnya yang sedang dirawat inap di puskesmas,” aku Daiman.
Atas peristiwa itu, ia pun berharap kepada semua masyarakat kalau ada pengaduan atau pelayanan yang kurang memuaskan hendaknya dikonfirmasi langsung ke Kantor UPTD Puskesmas Waelengga.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba