Borong, Vox NTT-Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri Satap Lidi, di Desa Lidi, Kecamatan Rana Mese, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), memungut biaya ujian akhir kepada orangtua murid sebesar Rp 9.600.000.
Hal ini disampaikan oleh salah satu orangtua murid di SMPN Satap Lidi yang namanya berinisial DD.
“Sebenarnya kami tidak setuju dengan pungutan yang dibebankan kepada kami, hanya karena keputusan terakhir diambil secara voting,” ujarnya saat menghubungi VoxNtt.com, usai melakukan rapat di SMPN Satap Lidi, Sabtu (30/3/2019).
“Kami dibebankan sebesar 320.000 per siswa, sementara jumlah siswa di SMPN Satap Lidi sebanyak 30 siswa,” sambungnya.
Ia merasa keberatan lantaran mereka juga dibebankan dengan uang komite sebesar 75.000/bulan.
Diakuinya, dalam penjelasan guru yang memimpin rapat itu bahwa kegunaan uang ujian akhir tersebut yakni konsumsi pengawas silang, transport pengawas ujian yang keluar, transport pengawas ujian yang mengawas, uang penyetaraan rapor, biaya ijazah dan lain-lain.
“Yang ingin kami pertanyakan adalah bagaimana kegunaan dana dari BOS (Bantuan Operasional Sekolah), lalu soal uang pengawas, apakah dinas tidak ada insentif khusus yang diberikan kepada mereka? Kenapa dibebankan kepada orangtua murid lagi? Mengapa pengawas ujian dari sekolah lain yang datang mengawas di sekolah ini dibayar lagi?” imbuhnya.
Menurutnya, pada rapat itu tidak dihadiri oleh kepala sekolah dan ketua komite.
Dikatakannya, hingga kini SMP Satap Lidi belum memiliki gedung sendiri, hanya satu unit gedung darurat dibangun oleh orangtua murid.
Selain itu, kata dia, kurang lebih dua tahun kepala sekolah tidak pernah datang di sekolah lantaran sakit.
Dia berharap, dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Matim untuk segera memperhatikan hal ini.
“Untuk bapak kepala dinas yang baru kami berharap secepatnya memperhatikan hal ini, karena setiap tahun uang komite tetap naik, uang ujian akhir serta pembangunan gedung yang dibebankan kepada kami juga,” imbuhnya.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba