Labuan Bajo, Vox NTT- Puluhan masyarakat Manggarai Barat (Mabar) Nusa Tenggara Timur (NTT) yang tergabung dalam Forum Peduli Tanah Ge menggelar aksi di depan kantor Badan Petanahan Nasional (BPN) setempat, Rabu (10/04/2019).
“Kami menilai BPN Mabar adalah bagian dari sindikat mafia tanah yang ada di Mabar,” pekik Yohanes Erlyanto, koordinator aksi di depan Kantor BPN.
Yanto mengatakan Labuan Bajo saat ini menjadi tujuan pariwisata dunia yang terkenal ke mana-mana, arus investasi barang, modal dan jasa berkembang dengan cepat. Hotel, restoran, resort, dan tempat hiburan wisata juga tumbuh dengan pesat.
Kebutuhan akan penyedian lahan pungkas Yanto, menjadi keharusan yang harus disajikan dalam waktu yang singkat.
Namun demikian, kata Yanto, ada muncul beragam masalah.
Saat ini untuk Labuan Bajo dan sekitarnya, masalah yang menjadi trending topik bagi para pelaku usaha dan investor adalah masalah agraria.
Itu seperti; kepemilikan tanah ganda, dokumen kepemilikan bodong, sengketa ulayat, sengketa tanah, sertifikat overlap, dan sertifikat ganda pada bidang yang sama.
“Banyaknya sertifikat yang dibatalkan oleh pengadilan, dugaan praktik syarat gratifikasi pada proses penerbitan sertifikat, pungli pada proses sertifikasi, dugaan perampasan tanah masayarakat kecil, kasus warkah yang bocor ke mana-mana, proses penebitan sertifikat yang lama dan pelayanan kantor BPN Kabupaten Manggarai Barat yang amburadul dan kacau balau,” tegas Yanto.
Massa aksi meminta agar BPN Mabar bertanggung jawab dalam persoalan tanah yang terjadi Manggarai Barat dan memecat beberapa oknum yang dinilai telah menjadi bagian dari sindikat mafia tanah.
Massa aksi diterima oleh KTU BPN Mabar Karolus Gepa di ruangan tunggu BPN Mabar. Saat menerima pernyataan sikap Karolus sempat naik pitam.
Karolus membantah adanya keterlibatan semua pegawai BPN dalam dugaan sindikat mafia tanah.
“Oknum tertentu saja om, jangan libatkan semuanya,” ungkap Karolus dengan nada tinggi.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba