Borong, Vox NTT-Calon anggota DPRD Provinsi NTT daerah pemilihan (Dapil) 4, Fransiskus Sarong meminta agar pleno di setiap tingkatan jangan hanya memercayai begitu saja setiap laporan dari TPS.
“Saya mendesak pleno berbagai tingkatan sejak tingkat kecamatan supaya tidak memercayai begitu saja laporan dari setiap TPS,” ujar Frans kepada VoxNtt.com, Minggu (21/04/2019) pagi.
Dikatakannya, pleno itu harus dicek kembali terutama akurasi perolehan suara yang tertulis melalui C1. Selanjutnya, bisa membandingkan dengan catatan pada C1 plano atau dokumen lainnya.
Frans juga mendesak perhatian serius berbagai pihak terkait penyelenggaraan Pemilu, khusunya di Dapil 4 untuk Caleg DPRD NTT (Manggarai, Manggarai Timur dan Manggarai Barat). Itu terutama atas kasus yang menimpanya dan mungkin caleg lainnya.
Hal itu diakuinya, lantaran di TPS 02 Waepoang, Desa Bamo, Kecamatan Kota Komba, Manggarai Timur, perolehan suara seharusnya 24 suara. Namun dalam lembaran C1 tertulis hanya 4 (empat).
Sementara lanjut dia, jumlah suara partai dan calon, totalnya 29 suara.
“Tidak jelas dari mana angka itu, sebab kalau mengikuti catatan suara saya yang tertulis hanya 4, maka total seharusnya hanya 9 (sembilan),” ujarnya.
“Saya bersama tim, Sabtu (20/4/2019) sudah meminta klarifikasi dari: (1) saksi Partai Golkar, Mariana Sendang, (2) Ketua KPPS TPS 02 Waepoang, Stanislaus Jalung dan (3) Ketua Sekretariat PPS Desa Bamo, Fridolinsius Dodik. Semuanya membenarkan suara saya sebanyak 24, yang dikuatkan dengan pernyataan bersama secara tertulis,” sambung Frans.
Frans melanjutkan, sesuai catatan C1 yang diterima, suara yang ia peroleh di Desa Bamo berkurang 20 atau hanya 148 dari seharusnya 168 suara.
Menurutnya, ketiga pihak tersebut membenarkan perolehan suara di Desa Bamo sebanyak 168 suara.
“Bagi saya, kasus ini hanya satu contoh. Kasus serupa lainnya yang menimpa saya terjadi di TPS 04 Mera, Desa Golotolang, Kecamatan Kota Komba. Dalam C1, suara saya tertulis hanya 7 (tujuh) dari seharusnya 27 suara,” ucapnya.
Frans pun menduga hal ini adalah modus penipuan baru dalam Pemilu.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba