*)Puisi-Puisi Ningsih Y
Tetapak Selepas Hujan
Rinai hujan milik senja tadi,
Mendera tiada ampun,
Hingga kabut datang memeluk,
Bukit dan anak bukit.
Setelah bumi basah kuyup, kedinginan,
Dan menggigil minta dipeluk manja,
Senja pun sontak berhenti mendera.
Senja! Kini lihatlah,
Para musafir yang amatir,
Mulai keluar dari persembunyiannya.
Dan kini melangkah dengan tetapak hambar.
Napas Puisi
Aku merasa hidup,
lewat napas yang mengembuskan sajak.
Aku mulai mengindra,
Pada aroma lembaran-lembaran kusam.
Aku berkata-kata,
Pada ujung pena hitam ini.
Aku bersama kata dan sajak,
Mulai melantunkan ragam juntaian rasa.
Dalam dunia asing, jauh melambung.
Pagi Yang Terus Menggantung
Kini, malam tak dapat lagi disebut malam,
Sebab pagi telah menculiknya,
Dan menyembunyikannya di balik tirai langit-langitnya.
Entah sampai kapan begini,
Takkan ada yang tahu.
Entahlah, biarlah pagi mendera malam.
Toh, pada akhirnya ia akan dilepas juga.
*Ningsih Y, Mahasiswi Semester II STFK-Ledalero- Maumere. Ia aktif dalam kegiatan akademik kampus.