*)Puisi-puisi Chan Setu
IBADAH
Lucia, daun-daun minggu telah bangun dan embun pun jatuh lagi.
Mana kamejaku, kau pun bertanya di mana bajuku? Sekali lagi aku bertanya mana jeansku, kau pun bertanya lagi di mana jelanaku?
Lemari kita kosong, hanger bertebaran hambar.
Kini aroma sabun sedang menelanjangi pagi, di sana lonceng terus mengalun.
Di mana lagi doa kita?
Sudah telanjang pagi kita, lalu mau ke mana lagi kita mencari kameja, baju, jeans, dan jelana?
Pagi benar-benar telah habis menangis, meski aroma sabunnya sedang bersetebuh mesra.
Sedang di sana ibadah sudah selesai.
Rumah, 2019
SEPASANG SANDAL
Mau mencuri?
Aku hanya sepasang sandal dan hanya itu harta yang kumiliki.
Curilah sepasang sandalku!
Jangan kau mencuri tumitnya. Aku sedang menjaga surga dari kerikil-kerikil dekilmu
Ambilah sepasang sandalku..!
Selesaikan semua urusan utangmu, jangan lupa sampaikan kepada matamu surga kecilmu sedang aku jaga dari air matamu.
Pergilh mencuri lagi, sandal yang lain.
Sebisamu kembali, bawah pulang hartamu dengan doa “Bunda”
Kapela Agung, 2019
DARI PENJARA DEKIL AKU MENCARI
Di dalam sana, aku mencuri-curi tobat. Menobatkan kesunyian dengan perih dan jerit.
Aku sendiri pelaku dan pelakon, menyeret skenarioku ke dalam liang sutradara sehabis ceritanya meng-ending pada sepih.
Bagaimana doanya, di mana pula doanya? Aku mencari kamus doa sebisa mungkin menemukan tobat, aku mencari pengampunan sebisa mungkin menemukan kasih sayang.
Sekali lagi aku mencari doa, sambil mengairi mata dan terakhir lesuh mencari si penobat dan pengampun, “dimanakah Tuhanku..???
Doa Rosario, 2019
MARIA
Sejak sembilan bulan yang terhitung, lari-lari berkeliaran,
Menghilang-kembali, datang-pergi, malam-dingin, luka kata-kata dan sikap.
Bulan dan matahari, sampai akhirnya air mata tetatih latih, merantai rintih, bukan sekadar perihal mengandung-melahirkan, membesar-mendidik. Bukan pula hanya sekadar ibu dan bunda. Hanya saja doa yang terpilih dan sepasang sayap datang meminta dalam roh bukan memaksa sebab dipilin oleh pilih.
Maria, Bunda ‘Elousa’
Kapela Agung, 2019
*Chan Setu adalah Mahasiswa semester II di STFK Ledalero Maumere. Saat ini menetap di wisma Mikael Seminari Tinggi St. Paulus Ledalero. Salah satu anggota Altheia dan ASAL Ledalero.