Kupang, Vox NTT – Sekolah Tinggi Agama Kristen (STKAN) Kupang menggelar ujian doktor perdana program studi doktor teologi.
Ujian disertasi dan yudisium perdana program doktor itu berlangsung di Kampus STAKN Kupang, Kelurahan Naimata, Kota Kupang, Rabu (29/05/2019).
Ujian perdana ini berhasil meluluskan lima orang doktor.
Kelima orang doktor yang dinyatakan lulus itu adalah Dr. Kresbinol Labobar, Dr. Alexander Mirino, Dr. Yoseph Kambu, Dr. Daud Saleh Ludji dan Dr. Jonathan Leobisa. Kelimanya juga merupakan dosen. Di antaranya juga ada yang tercatat sebagai dosen di STAKN Kupang.
Ujian ini merupakan yang perdana sejak program pascasarjana dibuka pada tahun 2014 lalu. Dan baru dapat dilaksanakan ujian disertasi sesuai keputusan program doktoral di STAKN Kupang yang telah terakreditasi oleh BAN-PT dengan nomor 2403/SK/BAN-PT/D/VIII/2018 pada Agustus 2018 lalu.
Kepada wartawan usai ujian disertasi dan yudisium perdana, Direktur pascasarjana STAKN kupang, Odita Hutabarat, mengharapkan agar para lulusan bisa berguna bagi bangsa dan Negara, gereja dan masyarakat, terutama dengan mengaplikasikan ilmu yang diperoleh.
“Kelima doktor itu adalah ‘buah sulung’ STAKN Kupang,” ungkap Odita.
Ia menjelaskan, kelima doktor adalah dosen. Sebab itu diharapkan juga tetap menjalankan tanggung jawabnya melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Selain mengajar, kata dia, para doktor harus terus melakukan penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat.
“Kami juga terus mendorong agar para doktor ini terus memperkaya wawasan melalui berbagai pendidikan dan latihan (diklat), baik di dalam maupun luar negeri,” tuturnya.
Odita mengatakan, sejak dibukanya program Strata 3 (S3) Teologi, justru para peminatnya interdominasi. Tercatat, ada tiga (3) mahasiswa yang beragama Katolik. Selain itu, ada juga mahasiswa dari luar negeri yakni Korea akan studi di STAKN pada tahun depan.
“Prinsipnya kami membuka diri bagi siapa saja yang ingin studi di STAKN Kupang,” ujarnya
Sementara itu, Ketua STAKN Kupang Harun Natonis mengatakan, bidang keilmuan di STAKN Kupang adalah agama.
Sebab itu ia mengharapkan agar para lulusan doktor yang pertama itu dapat memberikan kontribusi bagi pembangunan keagamaan di NTT, bahkan Indonesia.
“Apalagi pendidikan karakter sangat penting, sehingga kontribusi ilmu para doktor ini diharapkan juga dapat menjalankan misi STAKN yakni terdepan dalam agama dan keagamaan,” pungkas Harun.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba