Mbay, Vox NTT- Abubekar Husen, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Kabupaten Nagekeo mengajak masyarakat untuk tetap persaudaraan dalam menjalan bulan suci Ramadan.
Masyarakat diharapkan memaknai bulan suci Ramadan dengan meningkatkan persatuan dan kesatuan.
“Mari kita ambil nilai-nilai positif dari bulan Ramadan, yakni harus menahan diri, termasuk menahan diri dari perbuatan yang mengarah kepada perpecahan,” kata Abubekar yang dihubungi VoxNtt.com, Senin (03/06/2019).
Ia menjelaskan, bangsa Indonesia baru saja menyelenggarakan pesta demokrasi, pemilu serentak pada 17 April 2019.
Karena itu, ia mengajak masyarakat agar menggalang persatuan dan kesatuan pasca pemilu. Tidak boleh ada perbedaan-perbedaan di tengah masyarakat yang mengarah pada permusuhan.
Menurut Abubekar, momentum bulan suci Ramadan merupakan saat yang tepat untuk saling menghargai dan menghormati. Termasuk dengan menjaga suasana tetap kondusif, tidak menyebarluaskan ujaran kebencian dan berita bohong atau hoaks.
”Saatnya menempa diri menuju karakter Muslim,” katanya.
Dalam mewujudkan kehidupan bermasyarakat, kata dia, harus saling menyayangi dan menghormati. Masyarakat juga harus menciptakan kehidupan yang damai dan sempurna.
Senada dengan Abubekar, Wilem Masa tokoh Katolik asal Nangaroro Wilem meminta kepada umat di kecamatan itu agar tetap menjaga toleransi.
Wilem juga mengajak umat Katolik di Kecamatan Nangaroro agar belajar tentang hal berpuasa dari umat Muslim.
“Saya mewakili umat Katolik dari Nangaroro mengucapkan selamat kepada umat Muslim yang akan memasuki bulan puasa, bulan yang suci dan penuh berkah dan kami berusaha untuk menciptakan suasana damai dan tenteram agar pelaksanaan ibadah ini dilaksanakan dengan baik,” kata Wilem.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba