Ruteng, Vox NTT – Menyadari bahaya sampah plastik, Orang Muda Katolik (OMK) sedaratan Flores, NTT mengkampanyekan untuk mengurangi penggunaan plastik.
Hal itu dilakukan saat menggelar temu tahunan yang dilaksanakan di Paroki St. Fransiskus Assisi Pagal, Keuskupan Ruteng, Kabupaten Manggarai pada 4-7 Juni 2019.
Kegiatan tersebut diikuti oleh Paroki Yesus Kerahiman Ilahi Aeramo dan Paroki Santa Maria Ratu Para Para Malaikat Kurubhoko dari Keuskupan Agung Ende dan dari Keuskupan Ruteng yakni Paroki St. Fransiskus Assisi Karot, Paroki St. Fransiskus Assisi Tentang, dan Paroki Kristus Raja Pagal.
Tim Pastoral Fransiskan Wilayah Flores mewajibkan tiap peserta temu OMK untuk membawa botol minum masing-masing (BBM). Demi mengurangi sampah plastik, selama kegiatan empat hari itu, tidak disediakan air dalam kemasan, baik dalam kemasan gelas atau botol.
Hal itu disambut baik oleh panitia setempat di bawah koordinasi Yakobus Jefrianus Sandi. Pihaknya menjamin air minum akan tersedia dan mencukupi kebutuhan peserta selama kegiatan.
Pilihan tidak menggunakan air dalam kemasan atau air mineral ini mesti menjadi upaya bersama OMK di lintas paroki ini untuk mengurangi sampah plastik. Pasalnya, sampah plastik sedang menjadi salah satu persoalan besar saat ini di darat, terutama di sungai dan lautan.
Saat ini, di setiap acara-acara besar di paroki, gedung pertemuan, atau juga di kampung-kampung, pilihan pada air minum dalam kemasan selalu menyisakan persoalan sampah plastik di akhir hajatan.
Pastor Paroki Pagal, Pastor Abba Lasar OFM mangatakan, kegiatan temu OMK 2019 ini, sebetulnya sedang mempromosikan salah satu upaya konkret mengurangi sampah plastik.
Paling tidak dari 200 peserta yang hadir ini bisa mencegah ribuan sampah gelas plastik mencemari lembah Pagal yang sejuk dan asri dikelilingi bebukitan yang hijau.
“Bayangkan! Jika satu hari seorang peserta mengonsumsi rata-rata lima gelas air mineral maka dalam kegiatan selama empat hari itu paling tidak event ini berhasil mencegah berseraknya 4000 sampah gelas plastik.” ungkapnya melalui press release yang diperoleh VoxNtt.com, Jumat (07/06/2019).
Tidak Kebetulan
Sebagai aksi melindungi kehidupan dan keindahan, ini sebetulnya bukan baru pertama kali dilakukan. Tahun lalu OMK lintas paroki yang dilayani Fransiskan memungut sampah dan berhasil mengumpulkan sampah belasan karung di Pantai Marapokot, Aeramo, Kabupaten Nagekeo.
Rey Siga, OMK dari paroki Aeramo yang juga anggota Kelompok Ngopi Peduli Maropokot, salah satu komunitas sukarelawan sampah di pantai Maropokot-Mbay, sangat antusias dan tergerak untuk terus melanjutkan usaha mengurangi sampah plastik dan mengkampanyekan kebiasaan bawa botol minum sendiri.
“Keprihatinan akan sampah plastik harus menjadi keprihatinan bersama di semua tempat. Acara temu OMK yang diisi animasi ekologi seperti ini sangat berkesan bagi kami. Meneguhkan dan inspiratif,” ungkap Rey.
Saat temu OMK di Aeramo, sampah menjadi keprihatinan orang-orang muda. Karena itu, di akhir temu OMK untuk pertama kalinya itu, saat Misa Perutusan.
Orang-orang muda lima Paroki berjanji untuk lima hal dan salah satunya adalah “Hidup selaras dengan dengan alam ciptaan, dengan menjaga dan merawat alam ciptaan yang adalah Rumah kita bersama”
Mengkampanyekan upaya meengurangi sampah plastik, kata Pastor Wolf OFM, akan terus menjadi salah satu perhatian Tim Pastoral Fransiskan Flores ke depan.
“Memang belum semua peserta membawa botol minum sendiri di acara ini. Tidak semua peserta memiliki botol minum. Tetapi kami akan terus mendorong orang-orang muda ini untuk membiasakan diri membawa botol minum masing-masing dalam setiap kegiatan orang muda. Di acara-acara temu OMK selanjutnya, haram hukumnya panitia menyediakan air dalam kemasan. Juga di acara-acara OMK di paroki masing-masing kami anjurkan untuk tidak mengonsumsi air mineral dalam kemasan!,” ungkap Pastor Wolf.
Jiwa Muda Melayani
Sesuai harapan orang-orang muda, tahun ini temu OMK lintas paroki yang dilayani Para Fransiskan sedaratan Flores kembali digelar dengan tema Jiwa Muda Melayani.
Pastor Wolf OFM mengatakan, melalui perjumpaan yang dikemas dengan tema pelayanan ini ingin belajar bersama Orang Muda Katolik untuk menyadari bahwa pelayanan mesti menjiwai persaudaraan.
Dengan semangat muda, kata-kata Yesus yang pada malam Perjamuan Terakhir hendak kami wujudkan: Hendaklah kamu saling melayani (bdk.Yoh 13:14)! Orang-orang Muda ingin menemukan suka cita dan kegembiraan dalam persaudaraan yang tergerak oleh belas kasihan untuk selalu melayani terutama yang sakit dan membutuhkan perhatian.
Mereka juga ingin melayani alam ciptaan ini dengan membangun sikap peduli dan beraksi menyelamatkan lingkungan.
“Kegiatan ini dilaksanakan sebagai implementasi fokus perhatian Keuskupan Ruteng di tahun pelayanan 2019. Orang muda adalah bagian integral dari Gereja yang tidak dapat menutup diri dari panggilan dan perutusan untuk melayani di dalam Gereja dan masyarakat,” ungkapnya.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba