Mbay, Vox NTT- Puluhan warga Dusun Malapoma, Desa Rendubutowe, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo nekat menutup jalan yang dikerjakan tahun 2018 pada Kamis (20/06/2019).
Jalan rabat beton itu dikerjakan oleh masyarakat menggunakan ADD, kurang lebih Rp 600 juta.
Aksi penutupan jalan itu diduga karena upah kerja masyarakat Malapoma sebesar Rp 50 lebih juta hingga kini belum dibayar oleh Pemerintah Desa Rendubutowe.
“Jalan itu ditutup akibat luapan kekecewaan masyarakat dari sekretaris desa, yang mana masyarakat datang minta uang selalu janji-janji meluluh. Lalu, ada kata-kata ancaman dari sekretaris desa bilang apabila jalan itu ditutup masyarakat akan dipenjara. Ya, mereka tutup biar dipenjara saja. Masa mereka datang minta upah diteror lagi,” ujar Wilibrodus Be’i Ou warga Malapoma saat dihubungi VoxNtt.com, Jumat (21/06/2019) siang.
Wili mengatakan, warga Malapoma pada Kamis (20/06) melakukan penutupan jalan rabat di wilayah itu.
Jalan itu, kata dia, dikerjakan tahun 2018 dengan menggunakan ADD sebesar Rp 600 juta.
Rinciannya yakni, pembiayaan jalan rabat beton Bone Doho-Roga-Roga sepanjang 628 meter dan jalan rabat beton di RT 08 sepanjang 106 Meter.
Sedangkan jalan rabat beton di RT 08, sebagian upahnya sudah dibayar. Sedangkan jalan rabat di Bone Doho-Roga-Roga, upah sama sekali belum dibayar.
“Total upah yang belum dibayar ada Rp 50 juta lebih,” ujarnya.
Menurut Wili, masyarakat berulang kali mendekati Pemerintah Desa Rendubutowe. Namun sampai saat ini tidak direspon.
Parahnya lagi, kata dia, ada oknum aparat Pemerintah Desa Rendubutowe malah mengancam masyarakat apabila jalan itu ditutup karena upah belum dibayar, maka bakal dipenjara.
Masyarakat Resah
Salah satu tokoh muda asal Desa Rendubutowe, Federikus Sapa mengaku resah dengan aksi penutupan jalan poros Malapoma itu.
“Saya sebagai masyarakat pengguna jalan merasa resah dengan tindakan penutupan jalan tersbut karena akan berdampak pada terhambatnya akses transportasi warga. Untuk mengatasi keresahan tersebut saya meminta kepada pemerintahan yang lebih tinggi untuk segera memediasi persoalan pemblokiran tersebut agar akses transpotasi kami kembali normal,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Rendubutowe Yeremias Lele saat dihubungi VoxNtt.com, Jumat siang, nomor hendphone-nya selalu diluar jangkauan atau tidak aktif.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba
Baca Juga: Hati Warga Alorawe Terkoyak