Kefamenanu, Vox NTT-Pemkab TTU saat ini tengah berupaya menekan tingginya angka penderita stunting.
Salah satunya dengan melakukan aksi ” serbu” ke desa-desa yang dipimpin langsung oleh Bupati TTU Raymundus Sau Fernandes mulai Senin (24/06/2019).
Terpantau VoxNtt.com, Desa Bokon Kecamatan Miomafo Timur menjadi desa sasaran pertama yang dikunjungi Bupati Ray dan pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD).
Saat tiba di Desa Bokon, Bupati Ray hanya ditemui oleh para tenaga kesehatan dan ibu-ibu yang membawa bayi dan balita.
Melihat itu, Bupati Ray langsung memerintahkan aparat desa setempat untuk menjemput bapak-bapak.
Hal itu agar para suami juga mendapatkan pemahaman yang benar terkait stunting.
Usai memberikan pemahaman terkait stunting dan juga makanan tambahan berupa bubur kacang hijau, telur dan susu bagi para ibu hamil dan menyusui, bayi serta balita, Bupati Ray dan rombongan langsung bergerak ke desa Bitefa.
Bupati Ray saat diwawancarai awak media menegaskan, tujuan dilakukannya kunjungan tersebut untuk memvalidasi data jumlah penderita stunting di Kabupaten TTU yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Ia menuturkan, jajaran pimpinan di lingkup Pemkab TTU yang terbagi dalam 5 tim akan melakukan kunjungan ke seluruh desa hingga dua pekan ke depan.
Untuk membiayai seluruh kunjungan dimaksud, tegas Bupati Ray, menggunakan dana yang bersumber dari kantong pribadi bupati dan seluruh pimpinan OPD.
“Selama kunjungan dua pekan oleh lima tim ini semuanya swadaya oleh pejabat, jadi kita kontribusi dari kantung kita masing-masing,” jelas Bupati TTU dua periode itu.
Bupati Ray menuturkan, pihaknya menargetkan bulan November mendatang persoalan stunting sudah harus bisa teratasi.
Untuk penanganan stunting setelah dua pekan kunjungan ini, Bupati Ray akan menggerakkan seluruh ASN kembali ke desa masing-masing.
Selain itu, para kepala desa akan diminta untuk membuat peraturan tentang jam makan bagi masyarakat.
“Ini kan dua pekan saja, setelah ini saya akan menginventarisir seluruh ASN dari setiap desa masing-masing. Jadi korpri pulang kampung untuk mengatasi masalah stunting ini, jadi kalau nanti setelah 5 bulan ini masih ada desa yang terdapat penderita stunting berarti ASN itu tidak kerja di tingkat bawah, jadi ini gerakan moral yang tidak akan menggunakan uang Negara,” tegas Ketua DPW NasDem NTT itu.
Penulis: Eman Tabean
Editor: Ardy Abba