Ruteng, Vox NTT- Marselinus Janggur, Kepala Desa Bangka Ruang Kecamatan Rahong Utara Kabupaten Manggarai dalam kurun waktu tiga tahun terakhir telah melakukan beberapa terobosan pembangunan di desanya.
Marselinus mengaku, selama tiga tahun masa jabatannya, ia bersama masyarakat Desa Bangka Ruang sudah bisa membangun sejumlah item pembangunan, baik menggunakan Dana Desa maupun Alokasi Dana Desa (ADD). Salah satunya pembangunan rumah adat.
“Selama saya menjabat sebagai Kepala Desa Bangka Ruang, saya bersama masyarakat sudah bisa membangun dua unit rumah Gendang (rumah adat), yakni rumah Gendang Se’ing Rongkam dan rumah Gendang Wontong,” katanya kepada VoxNtt.com, Senin (02/07/2019).
Kepala desa yang terpilih tahun 2017 itu mengaku, kedua unit rumah Gendang tersebut dibangun dengan mengunakan dana desa.
Ia menjelaskan, berdasarkan regulasi dalam pembangunan rumah adat batas maksimal diintervensi menggunakan dana desa hanya sebesar Rp 20.000.000,00.
Menurut Marselinus, nominasi tersebut tentu saja tidak cukup untuk membangun rumah adat.
Sebab itu, ia bersama stakeholder lain di Desa Bangka Ruang berembuk untuk mencari upaya lain agar bisa membangun rumah adat.
Kades Marselinus bersama masyarakatnya kemudian membuka ruas jalan baru antar dusun dengan volume 1,1 kilo meter, dengan sistem padat karya tunai.
Masyarakat dan Pemerintah Desa Bangka Ruang, kata dia, bersepakat dana Harian Orang Kerja (HOK) dari padat karya tunai itu dialokasi ke pembangunan rumah Gendang.
“Kami melalui Bapak Bupati Manggarai Deno Kamelus, Desa Bangka Ruang mendapatkan 10.000.000 rupiah untuk beli seng gelombang. Rumah Gendang di Desa Bangka Ruang boleh dikatakan dibangun dari sebuah inovasi,” kata Kades Marselinus.
“Tentu yang paling penting adalah masyarakat begitu semangat,” sambungnya.
Kendati memang, Kades Marselinus mengaku ada riakan kecil di balik pembangunan rumah adat tersebut.
Namun demikian, menurut dia riakan masyarakat tersebut demi kesempurnaan yakni mimpi paling besar adalah menyelesaikan pembangunan rumah Gendang.
Ia menambahkan, menurut tradisi para leluhur ketika rumah adat sudah dibangun, maka dibuatkan sebuah ritual adat yakni Congko Lokap.
Congko Lokap, jelas dia, bertujuan untuk membersihkan semua kotoran dan sampah pada saat rumah Gendang itu dibangun.
Ritual adat ini tentu tentu saja membutuhkan anggaran yang fantastis, yakni sebesar Rp 93.000.000.
Untuk mendapatkan dana tersebut, Pemerintah Desa Bangka Ruang dan masyarakat menyepakati yaitu pada tahun 2019 ini kembali membuka jalan baru dengan volume 350 meter, pekerjaan rabat beton dengan volume 124 meter, membangun deker tiga unit dan pekerjaan telford dengan total anggaran HOK sebesar Rp 93.000.000.
“Nah uang tersebut kami gunakan untuk acara Congko Lokap,” pungkas dia.
Ia berharap, dengan ritual Congko Lokap masyarakat dianugrahi kesehatan yang melimpah.
“Saya pribadi turut merasa bangga, karena dilandasi prinsip kebersamaan,” kata Kades Marselinus.
Ia mengaku, hingga kini memang masih banyak mimpi dan harapan dari Pemerintah Desa Bangka Ruang agar kehidupan ekonomi masyarakat bisa sejahtera.
Kades Marselinus pun optimistis mimpi itu akan terwujud, bila rasa kebersamaan yang sudah ada selama tiga tahun ini tetap dijaga dengan baik.
“Selaku kepala desa saya yakin masyarakat Desa Bangka Ruang memiliki kepedulian yang tinggi terhadap pembangunan demi hari esok yang lebih baik,” tutup Marselinus.
KR: L. Jehatu
Editor: Ardy Abba
Baca Juga: