Borong, Vox NTT-Monika Yuliana Andri (23), putri pariwisata dari Manggarai Timur (Matim), Flores-NTT, menyatakan siap untuk mengikuti ajang pemilihan putri pariwisata NTT pada tahun 2019.
Dalam jumpa pers, Jumat (05/07/2019), yang bertempat di kawasan wisata Cepi Watu, Monika yang didampingi Kadis Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kanisius Judin, dan Kabid Promosi, Elin Hurek Making, mengungkapkan dirinya adalah putri utusan dari “Kota Kopi”.
Pernyataan Monika cukup berasalan lantaran Matim kini menjadi salah satu daerah penghasil kopi terbaik di dunia.
“Kopi Juria yang ada di daerah kita adalah salah satu kopi terbaik di dunia yang memiliki cita rasa yang khas, berminyak dan aromanya sangat memikat untuk terus dicicip. Kopi itu memiliki keistimewaan saya, apalagi sudah ketahui oleh banyak orang,” ucap wanita kelahiran Agustus 1995 itu.
Keistimewaan itu, kata dia, karena kopi terbaik hanya ada di Matim saat ini. Dia mengaku sangat beruntung bisa menjadi bagian dari kerja besar mengembangkan dan mempromosikan Pariwisata NTT.
“Semua daerah di NTT pasti memiliki pantai tetapi kita punya sesuatu yang khas bahkan mendunia yaitu kopinya,” ujar alumni Universitas Nusa Cendana Kupang itu.
Menurutnya, ajang pemilihan putri pariwisata NTT, sebagai momentum meluaskan kesempatan dan mencoba menawarkan tanggung jawab kepariwisataan NTT dan scope yang lebih besar.
Wanita berdarah Waerana, Kota Komba itu juga mengaku, sangat antusias mengikuti ajang ini, karena selain motivasi pribadi, tentu juga karena sangat didukung oleh Pemkab Matim.
“Pariwisata NTT hari ini adalah isu yang sangat seksi dan butuh peran-peran dan aktor yang lebih banyak agar pariwisata NTT benar-benar menjadi generator ekonomi utama NTT, seperti yang menjadi komitment Gubernur dan Wakil Gubernur kita,” tukasnya.
Ikon Manggarai Timur
Sementara itu pada tempat yang sama Kadis Pariwisata, Kanisius Judin nengatakan ke depan Monika akan menjadi ikon yang bakal mempromosikan pariwisata di Matim.
“Banyak putri pariwisata kita yang dulu sudah tidak kerja lagi di Matim tetapi kalau Monika kami akan libatkan dia untuk menjelaskan pariwisata atau saat berkunjung di semua tempat wisata yang ada di Matim,” ujarnya.
Terkait ketiaadaan perlombaan pemilihan putri pariwisata Matim pada tahun 2019, dia mengaku hal itu dikarenakan tidak ada dana.
“Kita tidak dialokasikan dana makanya kita ambil keputusan bahwa yang runner up saat tahun 2018 yang dipilih menjadi putri pariwisata Matim. Apalagi semua kabupaten wajib ikut,” ucapya.
Kanisius juga menjelaskan masih banyak keterbatasan sarana di dinas yang dipimpinnya. Namun, tahun ini pihaknya akan membuka website untuk mempromosikan pariwisata yang ada di kabupaten itu.
Senada dengan itu, Kabid Promosi Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga, menjelaskan bahwa posisi putri pariwisata sangat strategis dalam membantu mengembangkan pariwisata kita.
Matim kata Elin, sudah pernah menempatkan wakilnya sebagai putri pariwisata NTT. Dia pun berharap kali ini Matim diberi kepercayaan yang sama.
Disinggung terkait persiapan Monik mengikuti ajang ini, Elin mengaku telah menyiapkannya dari berbagai hal. Secara khusus pengetahuan tentang kepariwisataan, kepribadian, pengetahuan tentang kopi dan teknik-teknik public speaking.
“Dalam persiapannya kami juga melibatkan Psikolog Jefrin Haryanto, sehingga Monik memiliki cukup banyak pengetahuan tentang bagaimana membangun public speaking dan personal branding,” pungkas Elin.
Penulis: Sandy Hayon
Editor: Ardy Abba