Bajawa, Vox NTT- Bupati Ngada Paulus Soliwoa mengaku, hingga kini obyek budaya Ngada kurang dipublikasikan terutama di kalangan generasi muda.
Selain kurang dipublikasikan, kata dia, obyek budaya Ngada juga kurang diinventarisasi dan dimanfaatkan demi kemajuan kebudayaan di daerah itu.
Padahal menurut Paulus, obyek budaya Ngada sangat beragam mulai dari tradisi lisan, ritus, bahasa hingga cagar budaya.
Budaya yang beragam ini dibalut dalam tiga etnis yakni Bajawa, Riung dan So’a.
Oleh karena itu, lanjut Paulus, pemerintah akan mendorong penyusunan acuan regulasi budaya yang dapat diakses masyarakat dan melakukan kajian obyek kemajuan budaya tradisional Ngada.
Selain itu, pemerintah menyelenggarakan festival kesenian dan kebudayaan untuk memperkuat budaya lokal asal Ngada.
“Festival Inerie adalah solusi, di mana pemerintah sebagai fasilitator dan komunitas budaya sebagai pelaku. Di tahun mendatang kita akan lihat jumlah obyek budaya, obyek yang hampir punah akan dihidupkan kembali,” kata Bupati Paulus dalam sambutannya pada acara pembukaan kegiatan festival Inerie di Lapangan Kartini Bajawa, Selasa (02/07/2019).
Menurutnya, festival Inerie ini menjadikan budaya Ngada dinamis dan mengangkat mental masyarakat Ngada yang bermartabat.
Sementara itu, Ketua Panitia Festival Inerie Todis Reo Maghi dalam laporan panitia mengatakan, kekayaan Ngada sangat banyak terdiri dari budaya lisan, tulisan yang diwariskan generasi ke generasi.
Namun kehadiran era moderesasi, kata Todis, dapat menjadi ancaman, apabila budaya lokal tidak dikelola dan diwariskan secara baik.
Oleh karena itu, Pemda Ngada bersama Dirjen Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI menyelenggarakan kegiatan kemajuan kebudayaan yakni festival Inerie.
Ia menjelaskan, pemilihan Inerie sendiri dengan filosofi Inerie sebagai ibu yang penuh kasih. Inerie adalah simbol kekuatan untuk menggapai keberhasilan.
Dikatakan, festival ini merupakan even budaya nasional yang tergabung dalam platfrom Indonesiana. Itu terutama dalam pengembangan kebudayaan Indonesia.
Penulis: Arkadius Togo
Editor: Ardy Abba