Kupang, Vox NTT-Sekolah Tinggi Ilmu Agama Kristen (STAKN) Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) akan menaikkan statusnya menjadi Institut Agama Kristen.
Hal itu disampaikan Ketua STAKN Kupang, Harun Natonis kepada wartawan di ruang kerjanya, Rabu (10/07/2019).
“Usulan kami sudah di Istana negara melalui Sesneg, tinggal menunggu tanda tangan Presiden. Jadi, kita sebenarnya tunggu bulan dan tanggalnya saja. Kita berharap sebelum bulan Oktober 2019. Artinya sebelum kepemimpinan periode kedua Bapak Jokowi,” ujar Harun.
Harun mengatakan, tim dari Sekretaris Negara (Sesneg) telah mensurvey dan melihat kesiapan STAKN Kupang untuk menjadi institut.
“Ada empat orang tim yang diturunkan, dipimpin Deputi Bidang Pembangunan Manusia dan SDM,” jelasnya.
Beberapa aspek yang dilihat yakni, pengembangan SDM dan dukungan fasilitas yang memenuhi syarat, persiapan sarana prasarana, seperti lahan untuk pengembangan institut.
“Tahun ini, kami bangun perpustakaan dan pasca sarjana. Kami akan terus kembangkan, karena sudah punya master plannya,” katanya.
Dari sisi SDM, lanjut dia, STAKN memiliki dosen dengan standar pendidikan S2 dan S3, termasuk dosen terbang dari Korea. Selain itu, pihaknya juga akan bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi di luar negeri seperti Korena, Kanada dan Amerika.
“Jadi, mahasiswa yang lulus dari STAKN Kupang bisa lanjut studi di luar negeri,” katanya.
Dari sisi fasilitas, lanjut dia, STAKN menggunakan sistem online, mulai dari penerimaan siswa baru serta keuangan, sehingga orang bisa mengakses STAKN Kupang melalui website.
“Semuanya gunakan sistem online,” ujarnya.
Dia berharap pada Oktober 2019 usulan menjadi institute bisa terwujud agar tidak hanya sebatas prodi, tapi fakultas. Sehingga banyak pilihan bagi mahasiswa yang ingin masuk ke STAKN.
“Selama ini paling banyak mahasiswa hanya memilih prodi Pendidikan Agama Kristen, diikuti pastoral konseling dan musik,” katanya.
NTT kata dia, tidak hanya berbicara soal infrastruktur tetapi Sumber Daya Manusia (SDM) juga perlu diperhatikan.
“Nah, SDM itu ketika Perguruan Tinggi mendapatkan perhatian, itu dia sangat menolong sekali,” tandasnya.
Minat orang untuk menyekolahkan anak di STAKN Kupang, cukup tinggi sejak masih status sekolah Tinggi Swasta.
“Sejak Swasta mahasiswa cuman 500-an orang. Begitu sudah menjadi Sekolah Tinggi Negeri sudah mencapai 4.000-an mahasiswa, ” aku Harum.
Alasan STAKN Kupang dialihkan menjadi Institut karena sudah memiliki enam Program Studi (Prodi)
“Karena peminatnya begitu banyak. Maka dialihkan menjadi Intitute,” ungkapnya.
Dari prodi kata dia, akan menjadi tiga Fakultas. Ketiga Fakultas itu yakni, Fakultas Pendidikan Agama dan Keguruan, Fakultas Sosial dan Keagamaan, dan Fakultas Seni dan Musik.
“Enam Jurusan, dan 12 Prodi. Masyarakat hanya memilih kalau bukan Pendidikan Agama Kristen (PAK), Konseling, dan musik. Inikan kasihan, mahasiswa kami kebanyakan di PAK,” terangnya.
“Kita di sini juga, SPP murah. Ternyata bahwa orang NTT mau menyekolahkan anak di atas Rp 1 juta itu ndak cocok orang NTT. Kami, karena SPP-nya murah, orang banyak kuliah di sini. Yang penting sekolah,” tegasnya.
Ia juga meminta Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat agar mendukung niat STAKN Kupang itu
“Kita juga minta dukungan dari Bapak Gubernur agar bisa bertemu dengan Bapak Presiden. Mohon dukungan, STAKN Kupang sudah berupaya maksimal, ” tandasnya.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Boni J