Labuan Bajo, Vox NTT–Pernyataan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laiskodat untuk menutup Pulau Komodo selama satu tahun mengundang aksi protes dari warga pulau Komodo.
Tidak sampai di situ, kondisi makin dinamis usai Gubernur NTT mengatakan, akan merelokasi penduduk yang tinggal di Pulau tersebut.
Pernyataan Gubernur mendapat kecaman dari peduduk pulau itu. Setelah melakukan aksi di depan Kantor DPRD, Kantor Bupati dan Kantor Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) pada Rabu (18/7/2019), kini penduduk pulau menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Kantor DPRD Manggarai Barat, Senin (22/7/2019).
Masyarakat Pulau Komodo Bakal Direlokasi, Gubernur Viktor: Mereka Tinggal Liar
Kedatangan mereka demi menyuarakan penolakan wacana penutupan pulau tersebut serta menolak rencana relokasi penduduk.
Adapun agenda yang dibahas dalam RDP tersebut ialah membahas rencana Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat untuk menutup dan merelokasi penduduk pulau Komodo.
Hadir juga dalam RDP tersebut Ketua DPRD Blasius Jeramun, sejumlah Anggota DPRD, Wakil Bupati Manggarai Barat, Maria Geong, Kepala BTNK Lukita Awang, dan Kadis Pariwisata, Mabar Augustinus Rinus.
RDP mulai memanas saat Wakil Bupati Mabar Maria Geong mengatakan secara administratif Pemerintah Daerah (Pemda) Mabar belum mengetahui dengan pasti terkait Penutupan Pulau Komodo.
“Kami belum dapat surat tentang penutupan Pulau Komodo,” ungkap Maria.
Pernyataan Maria sontak membuat penduduk Komodo marah. Beberapa pemuda dari pulau Komodo langsung berdiri dan menunjuk Wakil Bupati Mabar sambil berkata ‘Pemerintahan macam apa ini‘.
“Masa Pemda tidak tahu terkait penutupan pulau Komodo ini. Sementara Gubernur sudah berulang-ulang kali mengatakan hal ini di media massa,” ungkap Akbar, salah satu pemuda pulau Komodo.
Akbar mengatakan penduduk Komodo akan melakukan aksi besar-besaran lagi dan akan membawa Komodo ke Labuan Bajo jika DPRD dan Pemda tidak menyuarakan penolakan terhadap rencana Gubernur Viktor.
“Kami janji akan aksi besar-besaran lagi dan kami akan bawa Komodo ke sini. Kami tidak hanya bawa 1, kami akan bawa sampai 10 ekor ke sini,” tegas Akbar.
Tidak sampai di situ, situasi kian memanas ketika salah satu anggota DPRD Mabar dari Partai Hanura, Blasius Janu berkomentar mengenai hal ini sambil memukul-mukul meja.
Blasius mengatakan dirinya sepakat dengan penduduk pulau Komodo agar menolak rencana penutupan pulau itu oleh Gubernur Viktor.
“Maka saya sependapat dengan masyarakat agar tolak rencana ini. Dan saya minta Pemerintah nyatakan itu di dalam paripurna ini,” tegas Blasius.
Situasi baru mereda ketika Ketua DPRD Mabar Blasius Jeramun meminta semua peduduk pulau Komodo untuk tenang.
Blasius juga mengatakan setelah RDP, DPRD akan melakukan rapat internal untuk membahas hal ini serta menentukan sikap secara bersama.
Penulis: Sello Jome
Editor: Irvan K