Kupang, Vox NTT – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Josef A. Nae soi mengaku, tidak ada pemaksaan kepada masyarakat Pulau Komodo, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) untuk keluar dari tempat itu.
“Setiap kali kita mau bikin sesuatu itu pasti ada saja yang setuju dan tidak setuju. Kalau mereka tidak mau, tidak boleh ada pemaksaan. Ini juga masyarakat kita. Kesejahteraan rakyat itulah hukum yang tertinggi,” kata Wagub Nae Soi kepada wartawan di Kupang, beberapa waktu lalu.
Secara realitas, kata dia, ada manusia yang tinggal di Pulau Komodo bertahun-tahun.
“Di Pulau Komodo itu ada tempatnya dragon. Kalau dragon kita mau bikin liar dan habitatnya liar tidak mungkin manusia ada di situ. Itu dimensi ideal. Apakah manusianya kita keluarkan dari situ atau, ini opsi. Ataukah manusianya tetap di situ dan menjaga supaya konservasi tetap dilakukan atau bertahan keluar. Ini kita tinggal negosiasi dengan masyarakat di situ,” tutur Nae soi
Yang paling penting kata dia, adalah menyelamatkan dragon Komodo itu bisa hidup sampai seterusnya.
“Jangan 100 tahun dia selesai. Coba ade-ade mereka ke sana bagaimana Komodo bisa mempertahankan hidupnya. Tapi kalau tidak, dia bertelur orang bisa curi itu telur dan Komodo yang lain makan lagi telur. Bagaimana dia mau berkembang biak. Salah satunya konservasi dengan pasokan makanannya banyak. Rusa harus banyak, kerbau liar harus banyak. Sekarang makanan hampir tidak ada, bahkan ada orang yang curi lagi rusa di situ,” ungkapnya.
Ia mengatakan pengawasan di Taman Nasional Komodo (TNK) itu sangat lemah.
“Pengawasan kitakan sangat lemah. Oleh sebab itu salah satu tahun ke depan kita minta aparat penegak hukum supaya tindak tegas orang itu. Karena ini satu-satunya di dunia loh,” katanya.
Ia menegaskan, wacana penutupan kawasan TNK dan melakukan relokasi penduduk yang bertahun-tahun tinggal di dalam kawasan itu untuk kepentingan konservasi alam.
“Binatang langka, seperti Varanus Komodo kita harus jaga, karena satu-satunya di dunia yang menjadi icon Nusa Tenggara Timur (NTT), khususnya Kabupaten Manggarai Barat (Mabar). Realitanya saat ini sumber makanan komodo yang disebutkan itu sudah hampir punah ,” kata Nae Soi.
Ketika ditanya tempat yang disiapkan pemerintah untuk merelokasikan masyarakat Pulau Komodo, Nae soi mengatakan, nanti akan dicari.
“NTT ini, pulau kosongnya masih banyak, seperti Pulau Kera tidak ada orang yang tinggal. Hanya sekarang yang kita pikirkan adalah biaya untuk pembangunan rumah dan mata pencaharian mereka setelah direlokasi nanti,” tutup Nae Soi.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba