Atambua,Vox NTT-Badan Nasional Narkotika Kabupaten (BNNK) Belu bertekad untuk serius menjaga daerah perbatasan dari ancaman peredaran Narkotika dan Obat-obatan terlarang (Narkoba)
Daerah perbatasan yang menjadi wilayah kerja BNNK Belu meliputi, Kabupaten Belu, TTU dan Malaka.
Kepala BNNK Belu Apolinario Da Silva mengungkapkan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan berbagai stakeholder di tiga kabupaten di perbatasan RI-RDTL agar sama-sama bekerja melakukan pencegahan.
Koordinasi itu dilakukan, mengingat cakupan wilayah kerja BNNK Belu begitu luas. Apalagi terdapat beberapa pintu perbatasan yang menjadi jalur mobilitas manusia dan barang.
“Saya mohon dukungan agar saya dan teman-teman di BNNK dan stakeholder di perbatasan bisa melakukan pencegahan, pemberantasan Narkoba di tiga kabupaten di perbatasan dapat berjalan baik,” ungkap Apolinario kepada awak media di Atambua, Rabu (21/08/2019).
Apolinario yang baru saja menempati jabatan Kepala BNNK Belu ini mengaku, kini dia tengah melakukan penataan internal dan eksternal demi menunjang kerja-kerja lembaganya ke depan.
Ia juga mengaku bahwa sejauh ini, pemakai Narkoba di Kabupaten Belu, TTU dan Malaka sangat minim.
Namun demikian, BNNK Belu tetap waspada dan terus melakukan pencegahan serta pemeriksaan untuk memastikan bahwa masyarakat di perbatasan RI-RDTL bebas dari Narkoba.
“Sejauh ini sangat minim. Dari hasil pemeriksaan laboratorium yang sudah kita lakukan, baik di instansi pemerintahan, TNI, Polri bahkan hingga kalangan remaja, dari hasil pemeriksaan urin belum didapati ada yang positif,” jelas Apolinario.
Karena itu, ia berharap agar masyarakat bisa membantu BNNK, Polisi dan stakeholder terkait yang bekerja memberantas Narkoba.
Ia meminta, jika ada masyarakat yang mengetahui sesamanya adalah pengguna, maka diharapkan untuk memberikan informasi kepada BNNK agar yang bersangkutan direhabilitasi.
Sementara untuk pengedar, Apolinario menegaskan jika kedapatan akan ditindak tegas. Penindakan ‘tanpa ampun’ dilakukan karena pihaknya sudah menyatakan perang terhadap Narkoba.
“Kita sudah mencanangkan perang kepada Narkoba,” tegas mantan Kabag Ops Polres Belu ini.
Pada kesempatan itu, ia juga menyampaikan terima kasih kepada Bupati Belu, Malaka, dan TTU yang telah memberi dukungan moril kepada BNNK Belu.
Diharapkan ke depan, dengan modal dukungan tersebut, BNNK Belu dapat bekerja lebih maksimal dalam memberantas Narkoba di tiga kabupaten di perbatasan RI-RDTL.
Untuk memerangi Narkoba di perbatasan, Apolinario mengaku selain menjalin kerja sama dengan pemerintah, pihaknya juga sudah membuat MoU dengan Keuskupan, MUI dan juga GMIT.
MoU yang dibuat merupakan bagian dari upaya untuk melibatkan semua stakeholder dalam upaya menanggulangi peredaran Narkoba di Belu, Makaka dan TTU. Sehingga ketiga wilayah tersebut bisa aman dan bebas dari bahaya Narkoba.
“Tugas kita adalah menjaga perbatasan yang dimungkinkan menjadi daerah lintasan, dan termasuk laut. Kita membangun koordinasi dengan stakeholder terkait,” ujarnya.
Selain membangun kerja sama, pihaknya juga tengah melakukan pemetaan jalur-jalur peredaran barang. Sebab jalur-jalur dimaksud berpotensi menjadi daerah peredaran Narkoba.
Karena itu, dengan potensi sarana dan prasarana yang ada, BNNK Belu akan memaksimalkan pencegahan di beberapa pintu masuk di wilayah perbatasan.
“Sarana dan prasaran yang ada bisa dimanfaatkan untuk memenuhi target kita, pencegahan,” tukasnya.
Untuk diketahui, sejauh ini BNNK Belu belum menemukan adanya pengguna Narkoba. Ada tiga pasien yang saat ini menjalani proses rehabilitasi. Namun ketiga pasien tersebut merupakan pengguna zat adiktif seperti penghirup bensin, minyak tanah atau cat kuku.
Ketiga pasien yang adalah anak-anak ini secara sukarela dilaporkan orangtua mereka. BNNK Belu kemudian melakukan proses rehabilitasi.
Penulis: Marcel Manek
Editor: Ardy Abba