Ruteng, Vox NTT – LSM Wahana Visi Indonesia (WVI) mengajak guru-guru di Manggarai Timur (Matim) untuk tidak mendidik murid dengan cara kekerasan.
Hal itu disampakian Staff WVI Cluster Manggarai Raya Maria F. Gatur saat membawakan materi pada pelaksanaan Jambore Hari Anak Nasional dan Retret Guru Kabupaten Matim, Sabtu (31/08/2019).
Jombore berlangsung di Aula Susteran Putri Karmel Wae Lengkas Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai.
Pada kegiatan tersebut dihadiri oleh 374 siswa dan 25 orang guru dari 9 SD di Kecamatan Poco Ranaka dan Poco Ranaka Timur, Matim.
Baca Juga: Gandeng WVI, Pemdes Wudi Peringati HAN 2019
Salah satu Staff WVI Cluster Manggarai Raya Santo Petrus menjelaskan, kegiatan itu merupakan kerja sama antara WVI dengan Keuskupan Ruteng.
Hal itu kata dia, tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang sudah berjalan dalam beberapa Memorandum of Agreement (MoA) secara rutin setiap tahun selama durasi MoU.
Pada tahun 2019, lanjut Santo, proses MoA sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan beberapa target pencapaian yang ditetapkan secara bersama.
WVI bersama dengan Puspas Keuskupan Ruteng telah mengembangkan rancangan aktivitas berdasarkan setiap seksi yang disepakati.
“Dalam bidang pendidikan, salah satu kegiatan yang akan dilakukan adalah peningkatan kapasitas guru (Non Pedagogikal: Keterpanggilan sebagai guru dan Pengasuhan dengan kasih), yang dirangkaikan dengan jambore Hari Anak Nasional (HAN),” ungkapnya kepada VoxNtt.com, Minggu (01/09/2019)
Santo menambahkan, kegiatan ini didasarkan pada masih rendahnya kesadaran guru akan keterpanggilannya sebagai guru yang sejatinya, Kemudian, pengetahuan guru terkait pola didik tanpa kekerasan terhadap murid.
Selain itu karena kurangnya kegiatan-kegiatan pengembangan keterampilan anak didik yang menyebabkan kinerja guru kurang maksimal dan rendahnya prestasi anak didik.
“WVI akan menggunakan materi dasar pengasuhan dengan cinta untuk memberikan pengetahuan kepada guru untuk dapat menjadi pendukung dan kader pengembangan guru lain yang ada di sekolah yang ikut serta,” ujarnya.
Menurut Santo, hal ini akan menjadi kesempatan bagi WVI untuk membantu memperkenalkan modul PDC kepada mitra untuk kemudian dapat digunakan secara luas.
Hal tersebut juga menjadi momentum untuk kegiatan anak yang mengutamakan peningkatan kecerdasan majemuknya. Ini demi mendapatkan dukungan dari gereja, guru dan anak itu sendiri.
Dikatakan, tujuan kegiatan tersebut adalah supaya guru menemukan sukacita yang sejati dalam tugas dan pelayanannya.
Selain itu untuk meningkatkan pengetahuan guru dalam mendidik anak dengan cara yang positif melalui penggunaan modul Pengasuhan Dengan Cinta (PDC) secara selektif.
Menurut Santo, kegaiatan itu juga untuk mengembangkan keahlian majemuk anak dalam pengembangan talenta dan kelompoknya.
“Untuk mencapai tujuan ini, kegiatan pertemuan dilakukan dengan metode worksop terintegrasi dengan kegiatan kreatif camping/jamboree Hari Anak Nasional,” katanya.
Dalam kegiatan ini, WVI juga bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Manggarai Timur. Kerja sama terutama dalam mengembangkan keterampilan anak.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba