Labuan Bajo, Vox NTT- Yayasan Ekowisata Indonesia (Indecon) bersama Yayasan Benih Matahari dan Yayasan Lingkungan Hidup Seloliman menggelar pertemuan di Hotel La Prima Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi NTT, Jumat (30/08/2019) lalu.
Dalam pertemuan tersebut Indecon bersama mitranya memaparkan hasil akhir yang telah dicapai dari proyek Creative Enterpreneurship for Accelerating Tourism and Local Economi Development (Created).
Proyek ini telah dilaksanakan di tiga wilayah di Flores, antara lain di Kecamatan Mbeliling Kabupaten Mabar, Ruteng Kabupaten Manggarai, dan Kawasan Inerie Kabupaten Ngada.
Pertemuan itu dihadiri Bagian Kerja Sama Uni Eropa untuk Indonesia, Sekda Manggarai Barat, Dinas Pariwisata dan Dinas Kesehatan, WWF, BOPLBF, para stakeholder dan perwakilan dari kelompok binaan proyek Created. Pertemuan membicarakan akselerasi pembangunan ekowisata di Flores.
Proyek Created yang dilaksanakan sejak Maret 2016 sampai Agustus 2019 tersebut bertujuan menciptakan nilai tambah bagi produk-produk berbasis masyarakat dan kewirausahaan lokal dalam rangka akselerasi pariwisata dan pembangunan ekonomi daerah.
Hingga Agustus 2019, proyek Created yang didanai oleh Uni Eropa tersebut berhasil membangun kolaborasi dengan organisasi sosial masyarakat setempat, para pelaku kunci di Flores, pemerintah desa, serta pemerintah daerah. Created telah melaksanakan pelatihan untuk lebih dari 1.094 orang (79% adalah perempuan dari berbagai kelompok umur).
Kepala Bagian Kerja Sama Uni Eropa untuk Indonesia, Hans Farnhammer dalam sambutannya menyampaikan, kebanyakan wisatawan sekarang ini datang berkunjung untuk melihat bagaimana kehidupan masyarakat, serta budaya lokal setempat.
Produk-produk berbasis budaya lokal kata Hans, harus ditingkatkan. Hal ini menjadi tantangan bagi masyarakat untuk mengembangkan industri lokal, seperti kopi dan mede.
“Ekowisata adalah cara ideal untuk pengembangan daerah dan pengentasan kemiskinan di Flores. Uni Eropa sangat senang telah bermitra dengan Indecon dan mitra-mitra di Flores untuk membuat proyek ini sukses,” ungkapnya.
Senada dengan Hans, Direktur Indecon Aris Suhandi mengungkapkan, Created melakukan pembinaan terhadap masyarakat lokal bukan hanya sekadar sebagai pelaku usaha, tetapi juga bagaimana menjadi trainer bagi kelompok-kelompok binaan baru, dan program-program yang ada juga turut difasilitasi desa melalui BUMDes.
Lebih lanjut Aris mengungkapkan, dalam melakukan pendampingan pihaknya selalu mengingatkan masyarakat setempat untuk tidak meninggalkan mata pencaharian yang sudah ada, seperti pertanian, perkebunan atau nelayan.
“Kami selalu mengajarkan jangan tinggalkan akar mata pencaharian, yaitu pertanian, perkebunan dan nelayan. Tetapi kombinasikan antara agrikultur dengan pariwisata. Itu satu kombinasi yang paling pas,” jelasnya
Sementara itu, Bupati Manggarai Barat Agustinus Ch Dula memberikan apresiasi bagi Uni Eropa dan mitra-mitranya yang telah secara konsisten mendukung pembangunan masyarakat Flores melalui pariwisata.
“Pemerintah Manggarai Barat sangat berterima kasih atas inisiatif ini karena sangat membumi dan tepat sasaran. Produk berkualitas hasil kreasi masyarakat akan menjadi kebanggaan dan produk unggulan daerah. Pemerintah mendukung upaya masyarakat dalam pengembangan ekonomi lokal guna mendukung pertumbuhan Flores, khususnya Labuan Bajo, sebagai salah satu destinasi pariwisata prioritas tingkat nasional,” pungkas Dula.
Untuk diketahui, peningkatan kapasitas SDM melalui berbagai pelatihan, pendampingan, serta berbagai bentuk dukungan yang selama beberapa tahun ini diberikan kepada masyarakat di tiga wilayah terkait memberikan dampak positif dan signifikan bagi pengembangan industri dan ekonomi lokal.
Masyarakat lokal di seluruh desa sasaran telah belajar untuk mengoptimalkan potensi-potensi mereka dan sanggup mendapatkan manfaat ekonomi dari perkembangan pariwisata di Flores.
Melalui Created, lebih dari 16 kelompok produksi berbasis masyarakat terbentuk dengan lebih dari 30 varian produk yang telah dikembangkan dengan anggota kelompok produksi.
Kelompok produksi antara lain; petani, guru dan ibu rumah tangga yang sudah mendapatkan manfaat berupa pendapatan tambahan dari berbagai hasil produksi seperti menjahit, pertukangan, kuliner, pewarnaan alami, pemandu wisata, kemampuan berbahasa asing maupun keterampilan pengelolaan keuangan.
Selain itu, sebuah badan usaha kecil menengah juga telah dibentuk guna mempercepat pemasaran dan distribusi berbagai hasil produksi masyarakat lokal binaa.
Badan yang usaha tersebut adalah CV Tanipa yang hasil produksinya saat ini tersebar di-14 gerai mitra, seperti hotel, restoran, kafe, toko souvenir, supermarket di Labuan Bajo dan Bajawa.
Penulis: Sello Jome
Editor: Ardy Abba