Kupang, Vox NTT – Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Josef A. Nae Soi, meminta tim penggerak Pemberdayaan Kesejahteran Keluarga (PKK) untuk terus melakukan aksi nyata dalam mencegah stunting di provinsi itu.
Menurutnya, aksi nyata pencegahan itu untuk mengurangi wacana dan melakukan evaluasi berkala.
“Stunting kita masih tinggi. Kita tidak boleh lagi berwacana. Saya minta pengurus PKK baik provinsi maupun kabupaten/kota ke depannya, dua sampai tiga bulan sekali, turun untuk mengecek ke lapangan, lihat stunting sudah turun atau bertambah.Sehingga saat kegiatan jambore tahun berikutnya, kita punya data lengkap tentang stunting,” kata Nae Soi saat membuka Kegiatan Jambore Kader PKK dan Kader Posyandu Tingkat Provinsi NTT tahun 2019 di halaman Rumah Jabatan Gubernur (Rujab), Selasa (10/09/2019).
Wagub Nae Soi mengatakan, dengan kader militan dan tersebar di seluruh pelosok desa di NTT, PKK mampu untuk melaksanakan program nyata dalam menurunkan stunting.
Stunting itu kata dia, bukan hanya soal gizi buruk, tapi juga faktor sanitasi lingkungan yang masih rendah.
“Kader adalah orang yang tidak pernah putus asa, orang yang tidak pernah kenal lelah. Punya semangat dan etos kerja yang tinggi sesuai dengan semangat kita untuk bangkit menuju sejahtera. Saya minta hasil-hasil diskusi panel selama kegiatan jambore ini dapat menjadi acuan untuk lakukan aksi di daerah masing-masing. Tidak ada lagi wacana, saatnya kerja, kerja, kerja,evaluasi dan kerja,” ujar politisi Golkar itu.
Ia pun optimistis dengan semangat kebersamaan dan kerja keras, NTT pasti akan bangkit dari kemiskinan dan keterbelakangan.
Perangkat daerah lingkup pemerintah Provinsi NTT ujar dia, tidak boleh lagi berwacana, tetapi bisa bersinergi dengan PKK dalam menyukseskan program dan kegiatannya.
“Nenek moyang kita pasti akan sangat marah bila kita masih miskin. Karena mereka telah mewariskan kekayaan intelektual yang sangat hebat dalam berbagai ragam dan corak tenun yang dipakai oleh para ibu PKK hari ini. Kita juga punya alam yang sangat indah dan luar biasa. Yang kita butuhkan sekarang adalah kerja bersama dan eksekusi, bukan lagi wacana,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Sinun Petrus Manuk dalam laporannya mengungkapkan, peserta jambore kader PKK dan Posyandu tahun 2019 diikuti oleh seluruh kabupaten/kota se-NTT.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah memberi motivasi, mengetahui daya serap terhadap sumberdaya dan meningkatkan kapasitas kader PKK dan Posyandu. Jumlah peserta adalah sebanyak 327 orang. Peserta terbanyak dari Kabupaten Sumba Timur sebanyak 27 orang. Sementara yang paling sedikit dari TTS sejumlah empat orang,” jelasnya.
Untuk diketahui, kegiatan ini berlangsung dari tanggal 9 sampai 12 September 2019.
Kegiatan jambore tersebut dibuka dengan parade peserta dari depan Aula Rujab menuju tempat upacara diiringi drum band dari siswa-siswi SMAN 3 Kota Kupang.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba