Ruteng, Vox NTT – Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama Pemerintah Kabupaten Manggarai, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kegiatan ini berlangsung di Spring Hill Bunga Low Mbaumuku Ruteng, Kecamatan Langke Rembong, Kabupaten Manggarai, Kamis (12/09/2019).
FGD terlaksana bekerja sama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Republik Indonesia (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Informasi menindaklanjuti kegiatan kaji desiminasi informasi di Kabupaten Manggarai.
Kegiatan itu dijadwalkan mulai tanggal 8 hingga 12 September 2019.
Rangkaian agenda tersebut ditutup dengan FGD bersama Pemkab Manggarai.
Ketua panitia kegiatan Sri Nuryani Hidayah Utami menjelaskan, FGD merupakan satu dari beberapa agenda tim peneliti UGM di Kabupaten Manggarai dalam rangkaian kegiatan Kajian Diseminasi Perguruan Tinggi.
Pihak Sri Utami akan mengajak Perguruan Tinggi di Ruteng untuk bekerja sama, guna menggali potensi yang ada di daerah itu.
Selain itu kata dia, peran serta masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan sangat penting dilakukan untuk mencapai satu tujuan bersama.
Ia menjelaskan, FGD bertujuan untuk melakukan kajian tentang tingkat kesesuaian media informasi dan inovasi, baik berupa infrastruktur jaringan yang diinisiasi dan disediakan oleh BAKTI – Kominfo, media informasi, maupun kanal informasi.
Selain itu untuk mengetahui pola dan peran antar pemangku kebijakan dan pemangku kepentingan terkait, baik di tingkat nasional, lokal maupun regional.
Itu terutama yang terlibat dalam penyelenggaraan desiminasi informasi pada 3 (tiga) sektor unggulan yang menjadi target grup dalam kegiatan FGD ini.
“Untuk mengidentifikasi elemen- elemen yang dapat didayagunakan (utilizing) dan relasi-relasi yang saling menguntungkan (reciprocral-relationships), serta saluran-saluran kanal yang dapat didayagunakan oleh berbagai macam komunitas untuk memperluas jaringan komunikasi dan pengetahuan yang menjadi dasar membangun model diseminasi informasi yang relevan, efisien, efektif dan memiliki efek positif bagi pengembangan akses informasi, interaksi dan transaksi di kalangan komunitas yang menjadi target grup,” jelas Sri Utami.
Tujuan lain dari FGD lanjut dia, untuk mendayagunakan model desiminasi informasi sebagai referensi pembelajaran (lesson learned).
Kemudian, mengidentifikasi kebijakan dan regulasi yang mendorong maupun menghambat penyelenggaraan program diseminasi informasi di setiap daerah.
“Dan, memberikan rekomendasi program kolaborasi kepada pihak BAKTI dalam rangka menerapkan strategi tata kelola diseminasi informasi, serta jaringan pelaksana di lapangan,” ujarnya.
Sementara manfaat kajian, kata Sri Utami, untuk mendorong peningkatan layanan publik berbasis pemanfaatan TIK melalui pemanfaatan model diseminasi informasi.
Selain itu mendorong literasi informasi masyarakat secara luas untuk peningkatan kesejahteraan, memberikan referensi dan rekomendasi kepada pemerintah pembentukan tata kelola diseminasi.
Serta, memberikan arahan penetapan jaringan Perguruan Tinggi penanggungjawab KKN berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Wakil Bupati Manggarai Victor Madur, saat membuka kegiatan FGD menjelaskan, secara sederhana diseminasi informasi kerap disamakan dengan penyebarluasan informasi.
Dalam konteks pembangunan di Manggarai, kata dia, diseminasi informasi ini berhubungan dengan bagaimana informasi-informasi pembangunan dapat diterima oleh seluruh stakeholder.
Namun sesungguhnya, lanjut Madur, yang jauh lebih penting dari sekadar tersebarluasnya informasi pembangunan, diseminasi juga berkaitan erat dengan bagaimana informasi-informasi tersebut dirancang dan dimanfaatkan oleh seluruh stakeholder.
Hal itu untuk meningkatkan kapasitas dalam mendukung kerja-kerja pembangunan berdasarkan fungsi dan peran masing-masing.
Menurut Wabup yang berpasangan dengan Deno Kamelus itu, tools (peralatan) dan cara yang dipakai dalam penyebarluasan informasi mestinya benar-benar efektif agar khalayak yang dituju dapat dengan mudah memahaminya.
Ia menambahkan, stakeholder lain diharapkan mampu meng-upgrade diri, sehingga informasi-informasi pembangunan tidak semata-mata menjadi pengetahuan.
Tetapi menjadi penggerak kesadaran dalam merancang kerja-kerja pembangunan yang efektif.
Artinya, diseminasi informasi akan berujung pada kemampuan mengindentifikasi potensi pengembangan wilayah, peluang kerja sama antar sektor dan lain sebagainya.
“Salah satu tujuan FGD adalah mengidentifikasi dan mengelaborasi permasalahan riil mengenai pola diseminasi informasi, tata kelola, dan juga jaringan pelaksana untuk kemudian menentukan langkah-langkah strategis penyelesaianya,” ungkap Ketua DPD NasDem Manggarai itu.
Penulis: Pepy Kurniawan
Editor: Ardy Abba