Kupang, Vox NTT- Politisi Partai Demokrat, Anselmus Tallo kini sudah empat periode terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Ia mengaku, motivasi awal menjadi anggota dewan yakni ingin terus menyuarakan orang-orang yang tidak bersuara.
“Motivasi awal saya itu untuk menyuarakan orang-orang yang tidak bersuara itu. Kita lihat inikan masyarakat NTT banyak di bawah tekanan, tidak berdaya. Tetapi mereka sendiri itu sebenarnya mau dibilang miskin. Tapi mereka itu tidak miskin,” kata Anselmus kepada VoxNtt.com di Kupang, beberapa waktu lalu.
Dengan terpilih kembali sebagai anggota DPRD NTT periode 2019-2024, ia menyatakan akan terus mendekatkan diri kepada masyarakat untuk mendengar keluhan mereka.
“Dengan saya masuk ini, kemudian saya turun dengar mereka punya keluhan-keluhan mereka lalu, kita coba sampaikan lewat fraksi, disusun baik di dalam pemandangan umum fraksi maupun di pendapat akhir fraksi. Kemudian bisa juga disampaikan lewat komisi,” tutur politisi Dapil TTU, Belu dan Malaka itu.
“15 tahun ini saya di Badan Anggaran (Banggar). Dari komisi itu nanti tuangkan di dalam badan anggaran. Misalnya, masyarakat NTT paling banyak inikan membutuhkan infrastruktur jalan, penerangan, dan perumahan. Nah, bagaimana itu diartikulasikan secara politis untuk diperjuangkan,” tambah Anselmus.
Ia pun mengaku tidak pernah kampanye, tetapi hanya memanfaatkan waktu reses untuk melihat langsung masyarakat di Dapilnya.
“Kalau reses saya turun benaran, kalau kunjungan kerja saya turun benaran dan uang untuk masyarakat itu ada. Kita adakan pertemuan. Bagaimana kita jadi telinganya rakyat untuk memperjuangkan di DPRD. Kita berpikir untuk rakyat bukan berpikir untuk mendapatkan proyek,” tegasnya.
Kata dia, menjadi anggota DPRD sebenarnya sebuah pengabdian untuk masyarakat. Bukan untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya.
” Bukan untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Tidak juga. Ada juga gaji lumayan besar. Tetapi bagi saya apa yang Tuhan berikan kepada saya itu sebenarnya Tuhan titipkan kepada kita dan untuk orang lain. Jangan makan kasih habis, ada anak butuh uang kita bantu dia,” kata Anselmus.
Ia kembali menceritakan bahwa dirinya sudah empat periode menjadi anggota DPRD NTT. Pertama kali dipilih sejak tahun 2004 dan sampai sekarang.
“Tetapi sebelumnya sudah lama berkiprah di dunia politik. Memang saya meniti mulai dari bawah. Mulai dari sekretaris Mudika, ketua pemuda Katolik Katedral Atambua, pengurus Komda Pemuda Katolik NTT. Banyak lah,” aku Anselmus.
Strategi hingga Anselmus terpilih menjadi anggota DPRD NTT sangat sederhana yakni apa yang diomong, wajib dibuat.
“Kalau tidak bisa buat jangan omong. Lebih baik kita tidak usah mengumbar janji yang sebenarnya janji palsu. Tidak usah. Misalnya, sekarang inikan kewenangan provinsi untuk mengurus sekolah itu hanya SMA, SMK, dan SLB. Sedangkan TK, SD, dan SMP itu kewenangannya itu ada di kabupaten. Oh, nanti SD kita perjuangkan. Yang tidak bisa buat jangan omong,” tandasnya.
Anselmus mengatakan, agenda pribadi dan partainya selama 5 tahun ke depan akan memperjuangkan sektor pertanian. Tetapi yang lebih penting memperjuangkan sektor pariwisata.
“Karena pariwisata ini sebagai pendulang dollar hijau dan sangat strategis juga dengan Timor Leste. Kemudian kondisi pariwisata kita adalah wisata budaya masih sangat bagus, wisata pertanian atau agro wisata juga masih sangat luas, kemudian wisata kemaritiman masih sangat luas, cuman masih belum diperhatikan secara serius,” ungkapnya.
Selain itu, ia berjanji akan memperjuangkan secara serius bidang pendidikan, khususnya SMA dan SMK.
“Saya akan memperjuangkan. Karena banyak sekolah yang tingkat kelulusan masih di bawah standar. Ini membuktikan bahwa sekolah kita di NTT hanya mau mencari kuantitas, tidak mencari kualiatasnya. Kita masih berada pada posisi ketiga tingkat nasional,” ujarnya.
Ia juga secara lantang menegaskan, untuk tidak terjebak dalam korupsi. Dalam konteks ini, Anselmus memang mengaku mudah larut tetapi tidak hanyut.
“Artinya, dalam kepemimpinan ini saya bisa menyesuaikan diri, tetapi kalau yang tidak saya katakan tidak. Orang yang melakukan korupsi itu tergantung pada diri sendiri. Gaji sudah cukup 42.000.000 satu bulan ini cukuplah untuk dikonsumsi. Yang paling penting sekarang adalah biaya pendidikan dan kesehatan,” kata Anselmus.
Kesempatan untuk menjadi anggota DPRD itu kata dia, bukan untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya ,tetapi bagaimana mengabdi untuk masyarakat.
“Memberikan secerca harapan kepada rakyat, membantu mereka yang tidak berdaya,” ujarnya.
Komitmen
Anselmus menambahkan, selama 5 tahun ke depan ia berkomitmen untuk daerah pemilihannya.
Pertama, ia akan lebih intens turun ke masyarakat. Kedua, ia harus menguasasi semua regulasi.
“Saya akan intens terus dengan masyarakat Dapil untuk mendengarkan keluhan-keluhan mereka,” imbuhnya.
Ia berharap, NTT ke depan sama seperti Sulawesi Utara yang mana provinsi itu betul-betul membuka akses penerbangan ke luar negeri.
“Sebenarnya NTT ini menurut saya, inikan dari Australia kemudian dari Slandia Baru segala macam, itu penerbangan tidak usah langsung ke Jakarta, ke Surabaya, ke Denpasar, cukup ke Kupang dulu, ke Flores atau dari Darwan langsung ke Labuan Bajo. Sehingga ada efeknya bisa dirasakan oleh masyarakat,” tutup Anselmus.
Penulis: Tarsi Salmon
Editor: Ardy Abba