Mbay, Vox NTT-Seorang pasien HIV/AIDS, HM (33) tengah dalam kondisi kritis.
Dia terbaring di dalam ruangan isolasi milik Rumah Sakit Daerah Aeramo, Sabtu 21 September 2019.
Kala itu, PLN melakukan pemadaman listrik selama hampir 4 jam sejak pukul 17.30 hingga pukul 22.00 witta.
Pemadaman itu menyebabkan seluruh ruangan Rumah Sakit nyaris gelap gulita.
Untuk mengantisipasi kegelapan, keluarga HM dan pasien lainnya terpaksa menggunakan senter HP untuk membantu penerangan.
Berdasarkan informasi yang diperoleh voxntt.com dari pihak PLN (persero) UIW Nusa Tenggara Timur, pemadaman listrik itu dilakukan dalam rangka pemeliharaan pembangkit dan peningkatan mutu penyaluran listrik di section Welamosa dengan daerah terdampak Pemadaman meliputi wilayah Welamosa, Wewaria, Kebirangga hingga Wilayah Aeramo dan sekitarnya.
Salah satu petugas piket RSD Aeramo menyebut, keadaan seperti ini memang sudah lazim terjadi di RSD Aeramo saat pemadaman listrik. Petugas piket dan Dokter kerap mengunjungi atau sedang menangani pasien menggunakan senter HP atau alat penerangan seadanya.
“Sebenarnya kita ada dapat bantuan lampu emergency dari Dokter Don. Itu bantuan pribadi tapi hanya efektif menyala satu jam, selanjutnya ya seperti ini” ungkap petugas itu.
Sementara itu, Direktur Utama RSD Aeramo dr. Emirensiana Reni Wahjuningsih, kepada voxntt.com, sabtu (21/09) mengatakan krisis listrik di RSD Aeramo telah terjadi sejak pertama kali diresmikan pada Desember 2017 lalu.
Sebenarnya, Pemerintah Kabupaten Nagekeo telah mengalokasikan anggaran pengadaan genset untuk kebutuhan listrik di rumah sakit milik daerah Nagekeo itu tahun 2018 lalu.
Namun, pihak RSD Aeramo baru mengetahui bahwa genset yang saat ini berada di RSD Aeramo ternyata sedang bermasalah sehingga tak bisa digunakan.
Renny tak bisa menjelaskan mengapa Genset itu tak bisa dioperasikan. Dia hanya mengetahui bahwa perusahaan yang mengadakan Genset di RSD Aeramo saat ini telah di-PHK oleh Dinas Kesehatan kabupaten Nagekeo.
Padahal, menurut Renny, ruangan ICU, Ruangan Operasi dan Bank Darah harus tetap dialiri listrik. Ruangan yang dia sebutkan itu, selama ini hanya bisa ditopang oleh genset mini bantuan dinas. Meski begitu, suplai listriknya masih dianggap kurang.
Untuk mendukung kebutuhan listrik, tahun ini UPT RSD Aeramo telah mengusulkan pengadaan genset baru melalui APBD Perubahan kabupaten Nagekeo tahun 2019 dan telah disepakati oleh DPRD kabupaten Nagekeo.
“Puji Tuhan, Bupati dan DPRD Nagekeo sangat men-suport UPTD RSD ini. Buktinya mereka telah menyetujui usulan kita sehingga tahun ini kita mendapat satu unit Genset baru, dengan kapasitas 100 KWA, tahun depan kita adakan satu unit lagi” kata Renny.
Renny berharap, dengan adanya bantuan Genset baru, keluhan pasien tentang pemadaman listrik di RSD Aeramo bisa teratasi.
Penulis: Patrik Djawa
Editor: Irvan K